in ,

Hindari 7 Kekeliruan Mengelola Keuangan di Masa Muda

Kekeliruan Mengelola Keuangan di Masa Muda
FOTO: IST

Hindari 7 Kekeliruan Mengelola Keuangan di Masa Muda

Pajak.com, Jakarta – Para pakar finansial sering mengingatkan generasi muda untuk cerdas mengelola keuangan dengan bijak. Mengelola keuangan bukan hanya menahan diri dari belanja yang tidak diperlukan, melainkan juga merencanakan tujuan keuangan di masa depan. Mengutip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pajak.com merangkum tujuh kekeliruan mengelola keuangan yang perlu dihindari di masa muda.

1. Hidup dari gaji ke gaji

OJK menyarankan agar Anda merencanakan keuangan berdasarkan sumber pemasukan lain selain gaji bulanan, seperti bisnis sampingan atau investasi yang memberikan passive income;

2. Menggabungkan rekening tabungan dengan rekening sehari-hari

Jika Anda ingin terbiasa disiplin menabung, maka pisahkan rekening untuk kebutuhan transaksi sehari-hari dengan rekening tabungan. Buat juga rencana pengeluaran sesuai kebutuhan. Biasakan melakukan manajemen keuangan sehari-hari dan review transaksi keuangan secara rutin untuk menghindari aktivitas belanja yang tidak terkontrol;

Baca Juga  Keamanan Transaksi Aset Kripto: Pilih ‘Exchanger” Lokal atau Asing?

3. Belanja impulsif menggunakan kartu kredit

Pastikan kartu kredit yang Anda miliki digunakan sesuai dengan rencana pengeluaran;

4. Berpikir bahwa menabung sama dengan investasi

OJK mencatat bahwa 79 persen generasi muda Indonesia menyisihkan penghasilannya untuk ditabung dan menganggap itu sebagai sebuah investasi. Padahal, keduanya memiliki makna dan manfaat yang berbeda. Menabung adalah kegiatan menyisihkan uang untuk disimpan sebagai cadangan saat terdapat keperluan mendadak—biasanya disimpan dalam rekening bank dengan imbal hasil sangat kecil. Sedangkan, investasi adalah strategi finansial jangka panjang dengan mengembangkan uang pada instrumen investasi yang memberikan keuntungan/ imbal hasil yang lebih besar di masa depan;

5. Tidak memiliki dana darurat

Baca Juga  Airlangga: KEK Sukses Tarik Investasi Rp 242 T dan Serap 151 Ribu Tenaga Kerja

Selain tabungan dan investasi, penting bagi anak muda mempunyai dana darurat. Dana darurat adalah simpanan yang memiliki likuiditas tinggi untuk mengatasi biaya yang tidak terduga, seperti sakit, penghasilan menurun akibat pemutusan hubungan kerja (PHK), kendaraan rusak, dan sebagainya. Para pakar finasial menyarankan individu mempunyai dana darurat minimal enam bulan biaya kebutuhan pengeluaran;

6. Tidak punya dana pensiun 

Dengan mempersiapkan dana pensiun, berarti Anda telah merencanakan masa tua yang lebih baik, mencapai financial security dan financial freedom. Anak muda diharapkan mampu menyisihkan uangnya juga untuk dana pensiun; dan

7. Tidak punya asuransi 

Hal yang perlu juga dimiliki oleh anak muda adalah asuransi, khususnya asuransi jiwa dan kesehatan. Asuransi Jiwa bermanfaat sebagai bentuk perlindungan untuk keluarga apabila pemegang polis sudah tiada. Sedangkan asuransi kesehatan memberikan manfaat perlindungan finansial ketika pemegang polis masuk rumah sakit karena penyakit atau mengalami kecelakaan.

Baca Juga  Menteri Investasi: Sektor Tertutup untuk Investor Asing Dulu 100 Kini Hanya 5

Untuk menghindari kekeliruan tersebut, anak muda disarankan mampu mengadopsi gaya hidup hemat namun tetap berkualitas. Pertimbangkan untuk menggunakan transportasi umum, menghemat penggunaan energi di rumah, dan membeli barang-barang berkualitas tinggi yang tahan lama daripada membeli produk yang murah tetapi cepat rusak.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *