in ,

Kabar Gembira, Anggaran PEN Naik!

Kabar Gembira, Anggaran PEN Naik!
FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah menaikkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 menjadi Rp 699,43 triliun. Alokasi Angka itu meningkat 21 persen dari realisasi sementara 2020 yang sebesar Rp 579,78 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kebijakan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya pada kuartal I/2021.

Sebagai informasi, kebijakan ini merupakan kenaikkan kedua setelah pekan lalu Sri Mulyani juga meningkatkan anggaran PEN menjadi Rp 688,3 triliun.

“Diharapkan jadi daya dorong yang efektif untuk pemulihan terutama untuk front loading di kuartal I terutama Januari-Maret,” harap Sri Mulyani dalam konferensi pers bertajuk Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Kinerja dan fakta (Kita) secara virtual, pada Selasa siang (23/2).

Baca Juga  Menlu Retno: Indonesia Diplomasi Redakan Ketegangan Iran dan Israel

Dari alokasi PEN Rp 699,43 triliun, pos kesehatan dipatok Rp 176,3 triliun. Angka ini naik singinifikan dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 63,5 triliun. Sri Mulyani menegaskan, bertambahnya anggaran kesehatan karena arah kebijakan pemerintah masih fokus pada kesehatan.

“Kenaikan anggaran ini karena kebutuhan belanja di sektor kesehatan juga meningkat. Seperti yang diketahui kita tengah mengakselerasi vaksinasi di tahun 2021,” tambah Sri Mulyani.

Selanjutnya, pemerintah mengalokasikan perlindungan sosial (perlinsos) menjadi sebesar Rp 157,4 triliun. Namun, jumlah ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 220,39 triliun. Anggaran perlinsos berupa bantuan sosial tunai, keluarga harapan (PKH), kartu prakerja, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, diskon listrik, hingga iuran jaminan kehilangan pekerjaan.

Baca Juga  Wamenkeu Tegaskan Indonesia Dukung Reformasi Kebijakan Ekonomi Hijau di CFMCA Laos

Pemerintah juga menyiapkan Rp 186,8 triliun untuk menjaga usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan pembiayaan korporasi. Angka itu naik dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 173,17 triliun. Sementara insentif usaha dianggarkan Rp 53,86 triliun, turun dari tahun lalu yang 56,12 triliun.

“Semua memahami kita hanya berharap dari APBN sebagai motor penggerak ekonomi, terutama di kuartal I. Kita berharap di kuartal II, maka beban terhadap APBN bisa mulai dibagi kepada sektor yang muliah pulih dan daerah yang mulai pulih dari Covid-19,” harap Sri Mulyani.

Ditulis oleh

Baca Juga  Presiden Jokowi Serukan Aksi Komprehensif dalam Memerangi TPPU

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *