in ,

Jokowi: Investasi Adalah Jangkar Pemulihan Ekonomi

Di samping itu, Jokowi mengapresiasi pemerintah provinsi dan daerah yang telah mendapatkan penghargaan untuk investasi, baik realisasi investasi, maupun urusan perizinan.

“Saya senang tadi ada kementerian/lembaga, provinsi, kabupaten/kota, yang mendapatkan anugerah untuk investasi, baik realisasi investasi maupun urusan perizinan. Urusan pelayanan perizinan bagus, seperti tadi di Jawa Tengah, tapi realisasi investasi bagus di Jawa Barat,” tuturnya.

Ia pun mengingatkan, investasi yang saat ini dibutuhkan oleh Indonesia adalah investasi barang jadi atau barang setengah jadi. Hal ini dilakukan supaya Indonesia mendapatkan nilai tambah yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pendapatan, dan daya beli masyarakat.

“Ekonomi kita yang sebelumnya berbasis bahan mentah dari sumber daya alam kita, ini akan satu per satu memang harus ada transisinya satu per satu akan kita setop, masuk ke setengah jadi, masuk ke barang jadi. Menjadi industri yang mendorong nilai tambah,” ucapnya.

Baca Juga  Ini 7 Ruas Tol Baru Gratis Selama Musim Mudik Lebaran 2024

Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengutarakan, realisasi investasi hingga saat ini mencapai 63 persen dari Rp 900 triliun. Namun, ia mengingatkan bahwa realisasi nilai investasi yang masuk ke Indonesia belum tentu mencerminkan efek pengganda yang masif di sektor hilirisasi.

“Misalnya, nilai investasi di Maluku Utara tidak sebesar di Jawa Barat, akan tetapi multiplier effect yang terjadi sangat tinggi,” ucapnya.

Sementara untuk target investasi di tahun 2022 yang mencapai Rp 1.200 triliun, pihaknya memiliki strategi untuk mengawal strategi secara end to end.

“Jadi dari 34 provinsi akan kami bagi ada sekitar 600—700 perusahaan yang kami kawal. Karena itu kenaikannya sekitar 23 sampai 33 persen,” sambungnya.

Baca Juga  Presiden Jokowi Serukan Aksi Komprehensif dalam Memerangi TPPU

Selanjutnya, ia juga akan melakukan pemetaan investasi untuk mendorong transformasi ekonomi lewat green energy dan green industry. Ia menilai, hal tersebut harus dilakukan sebagai bentuk konsekuensi untuk meningkatkan nilai tambah Indonesia ke depannya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *