in ,

Hari Kartini Momentum Keadilan Kebijakan Perpajakan

Hal itu membuat Haula semakin jatuh hati kepada ilmu perpajakan, meskipun awalnya prodi itu merupakan pilihan Ibundanya (Rosnani). Ia yakin, bakti seorang anak kepada orangtua akan membuahkan berkah dan keselamatan.

Ketekunan dan baktinya pada orangtua terbukti berhasil membuatnya meraih Beasiswa Ikatan Dinas pada 1990–1992 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi—beasiswa untuk menjadi dosen. Prestasi akademik yang selalu di atas rata-rata, membuat Haula dipercaya menjadi asisten dosen, hingga akhirnya meraih gelar Sarjana Ilmu Administrasi di tahun 1993.

“Saya mengikuti beasiswa itu juga disuruh mama. Saya yakin tidak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya, saya nurut. Rupanya itu justru menjadi berkah. Kata mama saya dulu, ‘IPK kamu bagus, pasti diterima. Perempuan cocok jadi dosen’,” kenang Haula.

Baca Juga  Rizal Khoirudin, Menjunjung Integritas dan Membentuk Kepatuhan Wajib Pajak

Doa ibu pun mengiringi setiap langkah Haula. Perempuan berhobi membaca ini berhasil menyelesaikan studi S2 (1998) dan diamanahkan untuk menjadi Ketua Program Studi Administrasi Pajak D3 UI. Tak hanya berhasil menjadi seorang dosen, Haula yang melanjutkan studinya ke jenjang S3 juga dipercaya sebagai staf ahli Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk Amandemen Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, serta RUU Pajak Penghasilan (PPh) pada 2005 hingga 2009.

“Saya beruntung diajar dulu oleh dosen-dosen yang hebat. Seperti Pengantar Perpajakan saya diajar oleh Prof Tobias Subekti, saya diajarkan mulai dari ekstrem kanan sampai yang paling ekstrem kiri, begitu pula ketika kita diajarkan teori sosial. Jadi memang terbiasa melihat perbedaan, membentuk diri saya berpikir multidimensi. Orang cenderung tidak menyukai istilah mengritik atau mengkritisi. Kalau mengkritisi, maka kamu harus tahu akar masalahnya, kasih solusi. Kalau kamu mengkritik hanya melihat kejelekan, enggak akan ada manfaatnya, selain menimbulkan kegaduhan,” tutup Haula.

Baca Juga  Rizal Khoirudin, Menjunjung Integritas dan Membentuk Kepatuhan Wajib Pajak

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *