in ,

Penerimaan Pajak Capai 64,56 Persen dari Target

Penerimaan Pajak Capai 64
FOTO: KLI Kemenkeu

Penerimaan Pajak Capai 64,56 Persen dari Target

Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi penerimaan pajak telah capai Rp 1.109,1 triliun per Juli 2023 atau 64,56 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang sebesar Rp 1.718 triliun.

“Pertumbuhan pajak (hingga Juli 2023), relatif rendah dibandingkan tahun lalu yang tumbuh tinggi, yaitu di 58,8 persen. Tentu karena berbagai faktor tadi, pertama, harga komoditas mengalami normalisasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat mempengaruhi kinerja beberapa, seperti ekspor dan juga berbagai aktivitas di dalam negeri. Sehingga memang pertumbuhan penerimaan pajak diperkirakan tidak setinggi tahun lalu, namun masih tumbuh positif,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) Edisi Agustus 2023, dikutip Pajak.com(14/8).

Ia memerinci, penerimaan pajak sebesar Rp 1.109,1 triliun, terdiri dari pertama, Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas mencapai Rp 636,5 triliun atau 72,8 persen dari target dan tumbuh 6,9 persen.

Baca Juga  Pemprov Sumbar Luncurkan Gerakan Tabungan Pajak Kendaraan

Kedua, realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terkumpul Rp 417,6 triliun atau 56,2 persen dari target dan mengalami pertumbuhan 10,6 persen. Ketiga, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya Rp 9,6 triliun atau mengalami bertumbuh 44,7 persen dari tahun lalu. Keempat, penerimaan PPh migas sebesar Rp 45,3 triliun atau turun 7,99 persen.

Ia optimistis, target penerimaan pajak dapat tercapai. Sebab di tengah perlambatan ekonomi di mayoritas negara, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,17 persen. Dengan demikian, sepanjang semester I-2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kita di 5,17 persen, kalau pakai satu digit berarti menjadi 5,2 persen. Ini di atas ekspektasi dari mayoritas para analis pasar yang memprediksikan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh, namun tidak setinggi di 5,17 persen. Ini artinya cukup baik dibandingkan berbagai macam negara lain,” ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga  Penerimaan Pajak Kanwil DJP Jakbar Rp 15,09 T per Triwulan I-2024

Ia mengatakan, memasuki paruh kedua tahun 2023, pelemahan ekonomi global masih berlanjut, antara lain dipengaruhi isu geopolitik, kontraksi manufaktur, volatilitas sektor keuangan, dan pelemahan harga komoditas. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur masih terkontraksi di banyak negara, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Brazil, Eropa, Jerman, Perancis, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Afrika Selatan, dan Turki.

“Hingga Juli 2023, aktivitas perekonomian domestik masih kuat. Tren penurunan inflasi juga terus berlanjut, didukung melandainya inflasi seluruh komponen. Hal ini tak lepas dari kerja keras APBN dalam menjaga momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Kinerja APBN hingga akhir Juli 2023 terjaga surplus. Dengan pendapatan negara yang masih tumbuh positif meski melandai, kinerja belanja negara yang positif dan pembiayaan yang antisipatif. Meski demikian, pemerintah akan terus melakukan antisipasi dan mitigasi atas dampak dinamika global terhadap perekonomian domestik,” pungkas Sri Mulyani.

Baca Juga  DJP dan Singapura Bertukar Pengalaman Pengelolaan “Contact Center” Layanan Perpajakan 

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *