in ,

Menkeu: Sistem Merit Wujudkan Kesetaraan Gender

“Dia (perempuan) sering dihadapkan pada dilema mau sekolah atau mau kawin, mau karir atau mau punya anak. Mau di rumah urusin rumah atau karena dianggap ngurusin rumah itu adalah perempuan atau meneruskan bekerja. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak dihadapkan kepada jenis kelamin laki-laki. Jelas beban perempuan lebih berat. Dengan begitu, perempuan dalam sistem leadership, yaitu meskipun merit system dia pasti harus overcoming atau mengatasi berbagai masalah. Bagaimana menyeimbangkan memelihara putra putri dan terus menjaga kariernya, artinya waktu tidurnya lebih sedikit,” ungkap Sri Mulyani.

Dengan demikian, Direktur Pelaksana Bank Dunia periode 2010—2016 ini menilai, bukan berarti perempuan harus berhenti mengejar kariernya. Perempuan justru bisa lebih fokus mengejar mimpinya.

Baca Juga  KADIN Optimistis Hasil Putusan MK Beri Kepastian bagi Dunia Usaha

“Biasanya perempuan dianggap tidak pantas untuk suatu posisi dan harus membuktikan posisinya. Dia harus bekerja lebih keras, kadang-kadang dua kali lebih baik dari laki-laki untuk bisa menjustifikasi posisi yang dipegangnya. Saya mengambil jurusan ekonomi yang ternyata kalau orang memikirkan ekonomi, akuntansi, atau manajemen itu banyak perempuan, ternyata enggak juga itu. Apalagi saya mengambil jurusan yang namanya studi pembangunan (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) itu mayoritas sampai 90 persen laki-laki,” kenang Sri Mulyani.

Ia juga berkisah, setelah memperoleh gelar PhD di luar negeri,  harus dihadapkan dengan krisis moneter tahun 1997—1998 di Indonesia. Kala itu, Sri Mulyani menjadi ekonom muda yang ikut andil menangani krisis, mempertahankan idealismenya.

Baca Juga  Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Gorontalo

“Di situ menjadi salah satu tempat pertempuran bagi kita semuanya untuk bagaimana meningkatkan atau mengendalikan suatu krisis dan sebagai ekonom muda baru, kemudian saya banyak mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan penanganan krisis, termasuk waktu itu di Universitas Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Artinya, perempuan bisa mengambil berbagai kesempatan yang ada untuk berkarya, meskipun di tengah kondisi serba sulit.

Ditulis oleh

Baca Juga  Catat! Jadwal Rekayasa Lalin Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *