in ,

Kemenkeu Luncurkan Waste Management for Circular Economy

Kemenkeu Luncurkan Waste Management
FOTO: IST

Kemenkeu Luncurkan Waste Management for Circular Economy

Pajak.com, Daerah Istimewa Yogyakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) luncurkan program Waste Management for Circular Economy (WE CARE) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melalui program ini DJKN Kemenkeu melakukan pengelolaan sampah organik melalui metode plasma biokonversi maggot, mengoptimalkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), dan memberikan manfaat penerapan ekonomi sirkular kepada masyarakat.

WE CARE juga merupakan inisiatif enam entitas Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu lainnya, yaitu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PII, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, PT Geo Dipa Energi (Persero), dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban menjelaskan, tujuan program SMV adalah untuk mendukung penyelesaian masalah sampah di Indonesia melalui berbagai inisiatif yang baik dan efektif. Hal ini diharapkan mampu mereduksi timbunan sampah, baik organik maupun anorganik, serta memberikan nilai tambah pada hasil pengelolaannya yang berfokus pada konsep sirkular ekonomi untuk masyarakat secara berkelanjutan.

Baca Juga  Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi 151,2 Miliar Dollar AS per Oktober 2024

“Ekonomi sirkular dalam kaitannya dengan pengelolaan sampah memiliki potensi manfaat yang besar seiring dengan target pencapaian Zero Waste tahun 2050. Oleh karena itu, dengan terus meningkatnya jumlah populasi penduduk setiap tahunnya, Pemerintah Indonesia terus mendorong dan menginisiasi konsep ekonomi berkelanjutan atau ekonomi sirkular yang lebih kuat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Model ekonomi inilah yang dapat mempertahankan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya semaksimal mungkin,” ungkap Rionald dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (30/11).

Sejatinya, program WE CARE telah dimulai sejak Agustus 2023 lalu dan dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Dieng Kulon (Kabupaten Banjarnegara). Program ini juga mendapatkan dukungan dari Waste4Change dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) sebagai mitra pelaksana.

“Program WE CARE adalah merupakan program berkelanjutan yang akan diteruskan di tahun mendatang hingga tahapan akhir. Outcome yang diharapkan bukan hanya pada pengurangan jumlah sampah, namun perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di hulu, hingga peningkatan ekonomi masyarakat dari hasil budidaya maggot untuk sampah organik, maupun daur ulang sampah anorganik serta produk pengelolaan sampah lainnya,” jelas Rionald.

Baca Juga  Indonesia dan PEA Sepakati Kerja Sama Strategis di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

Di DIY, program yang dilakukan adalah Pengembangan Inti Plasma Budidaya Maggot (Black Soldier Fly/BSF), yaitu pengelolaan sampah organik melalui pengembangan inti plasma budidaya maggot—meliputi studi pendahuluan dan lima tahap capacity building; teknis operasional dan workshop; kelembagaan dan peraturan; keuangan, bisnis model, dan ekspor; serta branding.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PII M. Wahid Sutopo menuturkan, program WE CARE turut didukung dengan pengadaan sarana prasarana melalui pembangunan fasilitas dan perlengkapan pendukung budidaya. Terdapat enam lokasi yang telah ditentukan melalui hasil penilaian dan assessment yang berlokasi di Kelurahan Karangwaru, Bumijo, Winongo Asri, Bener, Wirobrajan, dan Badran (DIY).

“Program ini sudah memberikan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan total keseluruhan dari target estimasi outcome yang akan dicapai dari Kandang Maggot Jogja (KMJ) dan enam plasma, yaitu penyerapan sampah organik sebesar 153,6 ton per tahun, produksi maggot fresh 59,6 ton per tahun, produksi kasgot sebesar 38,4 ton per tahun, dan pendapatan ekonomi dari hasil penjualan itu sebesar Rp 472.689.000 per tahun”, ungkap Sutopo.

Baca Juga  Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2024 Naik Jadi 75,08, Masuk Kategori Tinggi

Program WE CARE pun mendapat antusiasme dan dorongan dari Pemerintah Provinsi DIY. Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY Yudi Ismono menilai, permasalahan sampah merupakan prioritas yang perlu segera ditangani.

“Dalam menangani permasalahan persampahan ini, kami tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu, kami mengapresiasi Kemenkeu dan berbagai instansi yang terlibat atas terlaksananya program pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Semoga program ini terlaksana dengan baik dan tidak berhenti di sini serta dapat diteruskan hingga pengurangan sampah organik mencapai angka target yang kita harapkan,” ungkap Yudi.

Peluncuran WE CARE juga diisi dengan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Dampak Pengelolaan Sampah berbasis Sirkular Ekonomi bagi Lingkungan dan Masyarakat. Narasumber yang hadir dalam FGD, yakni Dosen Fakultas Pertanian UGM Nasih Widya Yuwono, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH DIY Ahmad Haryoko, serta pegiat lingkungan Vania Herlambang (Putri Indonesia Lingkungan 2018), para aktivis lingkungan dan sustainable content creator.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *