in ,

Yunianto Kurniawan, “Passion” Bantu Wajib Pajak Jawab Kompleksitas Pajak

Yunianto Kurniawan
FOTO: Taxprime

Yunianto Kurniawan, “Passion” Bantu Wajib Pajak Jawab Kompleksitas Pajak

Pajak.com, Jakarta – Terjun menjadi konsultan pajak merupakan mimpi awal Yunianto Kurniawan. Dia menyadari betapa berharganya pekerjaan ini setelah mampu membantu pebisnis dalam berbagai masalah perpajakan, terutama yang berkaitan dengan urusan transfer pricing. Menurut Yunianto, passion dia adalah membantu orang lain.

Berbekal ilmu akuntansi jenjang S-1 di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan melanjutkan studi S-2 Marketing di Universitas Prasetiya Mulya, Yunianto mengaku dirinya mendapat banyak keahlian dari kedua universitas tersebut sehingga berperan besar dalam mengatasi masalah perpajakan. Pendidikannya di UGM membuat Yunianto kuat secara teori dan paham mengenai akuntansi. Sementara itu, pendidikan magister marketing membuat kemampuan analisisnya makin tajam secara praktikal. Ditambah kemampuan komunikasi yang baik, Yunianto Kurniawan mampu membantu Wajib Pajak menyelesaikan permasalahan mereka.

“Saya beruntung di UGM karena di sana sisi teoritikalnya kental. Sementara, keunggulan di Prasetiya Mulya adalah analisis praktikal dengan salah satunya melatih business sense yang membuat saya mempunyai berbagai pilihan solusi strategi bisnis yang dapat diaplikasikan berdasarkan beragam faktor yang dianalisis. Itu menguntungkan. Mengapa? Karena dalam menganalisis perpajakan, khususnya transfer pricing, kemampuan dan pengetahuan akan proses bisnis beserta analisa lingkungan bisnis merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dan sangat penting,” kata Yunianto kepada Pajak.com dalam sebuah wawancara di Kantor TaxPrime, Menara Kuningan, Jakarta, (2/5).

Baca Juga  Pentingnya Kelengkapan Dokumentasi dalam Mitigasi Praktik “Transfer Pricing” Industri Logistik

Transfer Pricing Compliance and International Tax Supervisor TaxPrime ini lantas membagikan pengalaman berkesannya saat mendampingi Wajib Pajak dalam proses pemeriksaan. Menurutnya, kemenangan sesungguhnya bukan sekadar soal uang.

“Sebetulnya, kemenangan dan/atau kesuksesan pendampingan bukan sekadar dilihat dalam arti seberapa kecil uang yang dapat dihemat dalam satu periode saja, tetapi dapat dilihat juga bagaimana kami (konsultan) mampu mempermudah lini komunikasi antar entitas grup usaha untuk meningkatan kepatuhan kewajiban perpajakan di Indonesia. Pasalnya, hal ini dapat meminimalisasi risiko dalam jangka panjang. Itulah salah satu value added kami. Kuncinya adalah always build communication, relationship, and trust with client,” terangnya.

Dalam praktik transfer pricing di Indonesia, sangat penting bagi konsultan pajak dapat memahami dengan baik industri Wajib Pajak, proses bisnis Wajib Pajak, dan peraturan transfer pricing yang berlaku.

Baca Juga  Perlu Kehati-hatian dalam Transaksi “Transfer Pricing” di Industri Logistik

“Untuk menjaga kualitas, kami bangun komunikasi yang baik, bagaimana meyakinkan kedua sisi, yaitu klien dan regulator. Kami pun sangat hati-hati dalam penafsiran terkait peraturan. Bicara peraturan, opsi kita hanya satu, yaitu harus patuh. Sebisa mungkin kami membuat dan menyampaikan ke Wajib Pajak bagaimana mekanismenya,” katanya melanjutkan.

Sebelum akhirnya merapat di TaxPrime, khususnya pada bidang transfer pricing pada tahun 2022 lalu, Yunianto Kurniawan sempat berkarier di bidang lain, yaitu corporate finance pada salah satu Kantor Akuntan Publik Jakarta sebelum akhirnya bergabung di divisi transfer pricing di perusahaan tersebut.

“Kebetulan transfer pricing ini perlu pengetahuan bisnis. Jadi, ilmu saya terpakai. Dari latar belakang transaksi, analisis dan segmentasi keuangan, pemilihan dan pemilahan strategi grup usaha, peraturan yang berlaku, dan seterusnya. Kami harus secara detail mengurai hal ini one by one,” ujarnya.

Yunianto pun merasa bersyukur dapat berlabuh ke TaxPrime. Di tempat ini, dia mengaku bahwa jiwa kekeluargaannya sangat kuat. Dia menguraikan, “Dalam arti, kepedulian dari founder-nya, leaderleader-nya, hingga staf perusahaan sangat terlihat jiwa kekeluargaan yang sangat kental di dalam perusahaan ini.”

Baca Juga  Ahdianto, Teknik Kimia Jadi Bekal Diagnostik Atasi Sengketa Pajak dan Kepabeanan

Kesuksesannya dalam dunia pajak ternyata didukung prinsip yang selama ini Yunianto bawa, yakni tidur dan berkaca dengan tenang. “Dalam arti, saya jujur, amanah, sehingga bisa tidur tenang karena saya merasa tidak punya utang dan selalu berusaha semaksimal mungkin. Berkaca dengan tenang karena saya mau melihat nanti saya tidak ada penyesalan di kemudian hari, jadi contoh yang baik dan bermanfaat bagi orang lain karena kita harus bangun kepercayaan. Trust. Termasuk memberi pembuktian. Kalau salah ya mengaku salah. Kita terus memperbaiki diri dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *