in ,

Pengamat Ekonomi Pesimis Akan Target Penerimaan Pajak

Ekonom dan Pengamat Pesimistis Target Penerimaan Pajak Tercapai
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Kendati target penerimaan pajak telah dipangkas, sejumlah ekonom dan pengamat perpajakan pesimis target penerimaan pajak dapat tercapai. Seperti diketahui, pemerintah kembali merevisi outlook penerimaan pajak menjadi Rp 1.142,5 triliun atau tumbuh 6,5 persen dibandingkan dengan capaian tahun lalu dan setara dengan 92,9 persen dari target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021. Proyeksi ini merupakan hasil dari dua kali revisi, yaitu outlook penerimaan pajak di bulan Juli senilai Rp 1.176,3 triliun dan target APBN 2021 di awal tahun sebesar Rp 1.229,6 triliun.

Kepada Pajak.comekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy menilai, pertumbuhan pajak masih didasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi di awal tahun. Padahal, setelah kenaikan kasus COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pertumbuhan ekonomi juga pasti mengalami koreksi.

Baca Juga  Kanwil DJP Riau Sita Aset Penunggak Pajak Sebesar Rp 1,95 M

“Penerimaan pajak akan bergantung pada kinerja perekonomian. Kita tahu bahwa tahun lalu pertumbuhan penerimaan pajak mengalami minus 19 persen. Saya kira pertumbuhan penerimaan pajak akan berada di kisaran 5 sampai 10 persen atau sampai dengan akhir tahun akan berada pada angka Rp 1.122 triliun atau kisaran realisasi mencapai 89 dari target. Dengan nilai shortfall pajak mencapai Rp 88 triliun sampai 140 triliun,” jelas Yusuf.

Sementara itu, pengamat perpajakan Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar mengatakan, menimbang kondisi yang penuh dengan tekanan, penerimaan pajak tidak akan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.

“Dengan asumsi ekonomi bakal tumbuh 4,9 persen pada 2021, hitungan saya penerimaan pajak hanya akan tumbuh 2,6 persen,” kata Fajry.

Baca Juga  Prosedur Pengajuan Restitusi Pajak oleh Pihak Pembayar

Menurutnya, kinerja penerimaan pajak sebenarnya telah membaik pada kuartal II-2021, namun pada Juli terjadi ledakan varian delta sehingga terjadi perlambatan ekonomi. Hal ini tentu memukul penerimaan pajak pada kuartal III-2021, bahkan bisa mengoreksi target sepanjang 2021.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *