in ,

Pengamat Ekonomi Pesimis Akan Target Penerimaan Pajak

Pengamat perpajakan Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Bawono Kristiaji menambahkan, outlook terbaru pemerintah itu masih tak berbeda jauh dengap proyeksi sebelumnya. Artinya, penerimaan pajak pada tahun ini ditargetkan akan tumbuh di kisaran 6,5 persen atau 12 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu atau sekitar Rp 1.139,6 triliun, yakni Rp 1.198,4 triliun. Namun demikian dengan tekanan ekonomi yang cukup berat, proyeksi itu dinilai cukup menantang.

“Dengan adanya prospek tekanan ekonomi yang diakibatkan oleh merebaknya pandemi COVID-19, ada kemungkinan rentangnya (penerimaan pajak) akan kian menurun,” kata Bawono.

Kemudian, Direktur Eksekutif MUC Tax Research Institute Wahyu Nuryanto menyatakan, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dan inflasi di angka 3 persen, idealnya pertumbuhan alamiah pajak sekitar 8 persen. Hal itu pun dengan memperhitungkan upaya ekstra otoritas pajak.

Baca Juga  Kanwil DJP Sumut I Ingatkan Wajib Pajak Badan Lapor SPT Sebelum 30 April

“Tapi sepertinya dalam jangka pendek, penerimaan pajak sepertinya masih sulit untuk tumbuh tinggi atau mencapai target,” ujarnya.

Wahyu menambahkan, sempitnya ruang untuk merealisasikan target itu disebabkan oleh efek pandemi dan krisis yang diperkirakan masih menghambat setoran pajak, faktor insentif, dan penurunan tarif pajak.

Di sisi lain, Dirjen Pajak Suryo Utomo tetap optimistis untuk mencapai target itu. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan melakukan berbagai upaya guna meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu strategi yang tengah disiapkan adalah melakukan reformasi perpajakan, termasuk dari sisi teknologi informasi untuk menggali potensi penerimaan dan perluasan basis pajak. DJP berupaya adaptif terhadap perkembangan teknologi untuk meminimalisasi celah pelanggaran yang berisiko menggerus potensi penerimaan.

Baca Juga  Kemenkeu Satu Jateng Asistensi UMKM Lapor SPT

“Penggalian potensi pajak ke depan berbasis pada data digital. Reformasi perpajakan mencakup banyak aspek, termasuk teknologi informasi dan pembenahan sistem administrasi perpajakan,” jelas Suryo.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *