in ,

10 Penyebab Rendahnya Realisasi Belanja Daerah

Kemendagri mencatat, provinsi/kabupaten/kota yang dananya masih banyak tersimpan di perbankan, diantaranya:

  1. Provinsi DKI Jakarta Rp 7,85 triliun.
  2. Provinsi Aceh senilai Rp 6,53 triliun.
  3. Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 6,50 triliun.
  4. Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 5,96 triliun.
  5. Provinsi Papua Rp 4,68 triliun.
  6. Kabupaten Bojonegoro Rp 3,03 triliun.
  7. Kabupaten Bengkalis Rp 1,19 triliun.
  8. Kabupaten Kutai Timur Rp 1,128 triliun.
  9. Kabupaten Mimika Rp 1,12 triliun.
  10. Kabupaten Bekasi Rp 1,02 triliun.

Sementara itu, pemda dengan dana yang mengendap di bank paling rendah adalah Provinsi Kepulauan Riau Rp 351,36 miliar.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati geram dengan simpanan dana pemda di bank yang kembali naik. Menurutnya, hal itu tecermin dari PAD yang tumbuh cukup tinggi, penyaluran transfer ke daerah, dan dana desa yang dilakukan sangat cepat, namun belanjanya masih sangat rendah.

Baca Juga  IKAPRAMA Bantu Wajib Pajak Terhindar dari Sanksi Keterlambatan SPT

“Dengan data ini kita sudah bisa prediksi bahwa pemda memiliki dana di bank yang pasti meningkat signifikan dan betul saja. Kondisi ini pernah terjadi di tahun 2019. Dana pemda ngendon di bank juga tembus Rp 200 triliun di bulan Maret 2019. Di tahun ini kembali ke angka tersebut, yakni Rp 202,35 triliun. Padahal di Maret 2020 sudah turun menjadi Rp 177,52 triliun dan di Maret 2021 naik tipis menjadi Rp 182,33 triliun. Jadi, bukan karena enggak ada uangnya, transfer kami ke daerah itu rutin. Memang ada beberapa persyaratan, tapi tetap daerah sekarang itu masih punya Rp 200 triliun di bank. Jadi ini, kan, menggambarkan ada ironis. Ada resources, ada dananya, tapi enggak bisa dijalankan,” ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga  Skema TER Menyebabkan PPh 21 Lebih Bayar? Begini Solusinya

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *