Pemerintah Pacu 3 Mesin Pertumbuhan Ekonomi di Tahun 2024
Pajak.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun 2024. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut pemerintah akan pacu tiga mesin pertumbuhan ekonomi di tahun 2024.
Pertama, revitalisasi dan memperbesar kapasitas mesin ekonomi konvensional, sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi, memperbesar investasi baru, dan meningkatkan ekspor.
“Pemerintah lebih menguatkan langkah untuk mendorong pembukaan pasar ekspor lebih luas, diantaranya melalui penyelesaian perundingan dagang dan investasi atau Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Indonesia juga perlu membuka pasar Amerika Latin, selain Amerika Serikat dan Eropa. Ada satu kunci yang bisa kita masuki, yaitu dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dengan membuka (perdagangan) sekaligus Kanada, Chili, Meksiko, dan Peru,” ungkap Airlangga dalam Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia di Jakarta, (22/12).
Kedua, mesin ekonomi baru yang berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan. Mesin ekonomi baru ini mencakup penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam berbagai sektor ekonomi, seperti pertanian, manufaktur, kesehatan, transportasi, serta pengembangan ekonomi hijau atau energi baru terbarukan.
“Indonesia juga terus melakukan pengembangan industri semikonduktor, sebab rantai nilai semikonduktor menjadi salah satu penggerak ekonomi ke depan Berbagai negara berlomba memindahkan rumah semikonduktor dari Cina ke negara lain, termasuk Jepang dan Amerika Serikat (AS). Kita perlu meningkatkan lebih banyak orang di industri semikonduktor,” tambah Airlangga.
Di sisi lain, pemerintah juga berupaya menggaet investasi back end (testing and assembly) dari Amerika Serikat (AS) pada tahun 2024. Upaya ini untuk menciptakan ekosistem yang mendukung investasi di industri front-end (wafer fabrication) dari bahan baku silika yang diharapkan berdiri pada tahun 2026.
Ketiga, menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan.
“Kita melihat seluruh program pendidikan, kesehatan, UMKM (usaha mikro kecil menengah), pemberdayaan dan ini sudah dijalankan Presiden Joko Widodo sebagai bantalan. Hari ini negara hadir dalam upaya meningkatkan kesejahteraan melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang besar,” ujar Airlangga.
Dengan demikian, mesin ekonomi konvensional dan baru akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan yang mampu menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila.
“Jadi, tiga hal itu menjadi penting untuk terus di dorong ke depan. Karena Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil meredam gejolak fluktuasi dari berbagai krisis geopolitik, kemudian climate change, dan menggunakan APBN sebagai shock absorber,” pungkas Airlangga
Comments