Memahami Konsep “Ikigai” untuk Menciptakan Kebahagiaan dalam Bekerja
Pajak.com, Jakarta – Konsep Ikigai menjadi cara orang Jepang untuk mengatasi tekanan dalam kehidupan. Konsep kehidupan ini juga bisa digunakan dalam dunia pekerjaan yang tujuan untuk memberikan kebahagiaan dalam bekerja. Lantas, bagaimana menerapkan Ikigai dalam bekerja? Pajak.com akan mengajak Anda memahaminya lebih dekat.
Mengutip buku berjudul The Book of Ikigai: Untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia, dan Panjang Umur yang ditulis oleh Ken Mogi, Ikigai (生き甲斐) merupakan istilah bahasa Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan.
Secara harfiah, kata Ikigai berasal dari kata “iki” yang berarti kehidupan dan “gai” yang berarti nilai, sehingga Ikigai dapat diartikan sebagai alasan kita hidup menjalani hidup mulai bangun pagi. Ikigai bisa menjadi salah satu jawaban agar hidup menjadi bermakna dengan memahami konsepnya.
Masyarakat Jepang percaya dengan menumbuhkan Ikigai dalam hidup, mereka semakin menemukan makna dalam kehidupan dan hal ini membuat sebagian besar orang Jepang memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Setidaknya ini terbukti bahwa Jepang adalah negara kedua dengan tingkat harapan hidup yang tinggi setelah Monako.
Apa pilar dalam “Ikigai”?
1. Pilar 1: awali dengan hal yang kecil
Temukan hal kecil yang bisa menjadi semangat bagi Anda menjalani hari. Misalnya, pada saat bangun pagi terlebih dahulu Anda meresapi rasa syukur. Hal ini diyakini mampu membangun rasa positif yang berguna untuk mengawali hari;
2. Pilar 2: bebaskan diri
Membebaskan diri seperti seorang anak kecil. Sebab anak kecil terbiasa berpikir secara polos dan apa adanya. Alangkah menyenangkan apabila seseorang berada dalam kondisi mengalir dan terbebas dari beban, sehingga diharapkan mampu menjalankan kewajiban/pekerjaan dengan menyenangkan;
3. Pilar 3: keselarasan dan kesinambungan
Prinsip Ikigai mengusung sikap menghargai dan menghormati karakteristik setiap orang di sekitar Anda. Dengan begitu, akan timbul sebuah istilah bernama segitiga emas, yaitu konsep Ikigai, aliran, dan kreativitas. Maka, Ikigai berhubungan erat dengan menjaga keselarasan dengan sosial dan lingkungan;
4. Pilar 4: kegembiraan dari hal-hal kecil
Orang-orang Jepang tersohor dengan sikap menghargai hal-hal kecil. Mereka terbiasa menghargai sesuatu walau dari hal terkecil sehingga menghasilkan suatu karya yang luar biasa. Contohnya, makanan khas Jepang (Susyi). Restoran di Jepang sangat teliti dalam memilih ikan sebagai bahan utama dari Susyi. Dalam tradisinya, Susyi disajikan dengan ikan terbaik yang dibeli langsung dari pasar pada pagi hari. Ikan tersebut diutamakan hasil tangkapan nelayan semalam; dan
5. Pilar 5: waktu dan kondisi saat ini
Kesederhanaan yang timbul dari keadaan saat ini akan menumbuhkan rasa syukur, menghargai, dan menikmati waktu yang telah diberikan Yang Maha Kuasa.
Bagaimana menerapkan “Ikigai” dalam bekerja?
- Passion (what you love?)
Passion dapat diartikan sebagai sesuatu yang disenangi. Temukan sesuatu yang membuat Anda bergairah untuk melakukan hal tersebut dan merasa bahagia apabila melakukannya. Misalnya, menjalankan hobi ataupun kesenangan pribadi;
- Mission (what the world need?)
Mission adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh lingkungan sekitar, dalam konteks ini di lingkungan kantor. Mungkin tidak sesuai dengan passion, tetapi tidak menutup kemungkinan Anda dapat berkontribusi dengan hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk lingkungan kerja. Contohnya, menjadi koordinator/penanggung jawab sebuah program.
- Vocation (what you can be paid for?)
Vocation adalah sesuatu pekerjaan yang dapat Anda lakukan dan menghasilkan suatu, seperti gaji atau bonus. Temukan pekerjaan yang Anda senangi; dan
- Profession (what you are good at?)
Profession merupakan keahlian Anda pada bidang tertentu. Keahlian ini bisa terus dipertajam dengan menempuh pendidikan atau mengikuti kursus pelatihan untuk menunjang karier Anda.
Comments