in ,

Empat Langkah Menuju Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Pemula

Gaya Hidup Berkelanjutan
FOTO: IST

Empat Langkah Menuju Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Pemula

Pajak.comJakarta – Dalam dunia yang semakin sadar akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan, banyak dari kita masih terjebak dalam kebiasaan lama yang merugikan lingkungan. Penggunaan plastik sekali pakai, pembakaran sampah, dan pemborosan listrik hanyalah beberapa contoh dari perilaku yang tampaknya tidak berbahaya tetapi memiliki dampak yang mendalam. Dengan peringatan Hari Bumi yang baru saja dilalui, saatnya kita meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan untuk menjaga planet ini. Berikut adalah empat langkah yang dapat membantu Anda memulai perjalanan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan ala social enterprise pemenang dana hibah DBS Foundation.

1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai

Plastik sekali pakai adalah salah satu penyumbang terbesar polusi lingkungan. Dengan prediksi yang mengejutkan dari United Nations Environment Programme (UNEP) tentang lonjakan drastis polusi plastik di lautan, tindakan kita sangat dibutuhkan. Mulailah dengan langkah sederhana dengan menerapkan conscious living seperti membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum isi ulang, dan menghindari penggunaan sedotan.

Organisasi seperti Liberty Society, yang didirikan oleh Tamara Gondo, telah memimpin dengan teladan, mengubah sampah menjadi produk yang berguna dan mempromosikan kehidupan yang sadar. Salah satu langkah konkret yang dilakukan Liberty Society adalah mengolah sampah korporat seperti plastik, tekstil, dan kardus, menjadi merchandise dan gift sets dalam skema penjualan Business-to-Business (B2B).

Baca Juga  Prabowo Beberkan 5 Prioritas Strategi Pembangunan Indonesia

Marketing Associate Liberty Society Rachel Dwieputri mengungkapkan, kunci untuk menerapkan gaya hidup sustainable adalah mulai dari diri sendiri. Menurutnya, manusia perlu secara sadar mempertimbangkan apa saja yang dibutuhkan, memikirkan dampak jangka panjang yang akan timbul saat membeli produk, serta meminimalkan plastik sekali pakai dengan mencari alternatif yang lebih berkelanjutan.

“Setelah terbiasa, barulah kita bisa membagikan kesadaran (awareness) kepada orang lain dan menyebarluaskan dampaknya,” kata Rachel melalui rilis pers DBS, dikutip Pajak.com, Rabu (01/05).

2. Pilah sampah anorganik dan organik

Memilah sampah adalah langkah penting dalam mengelola limbah dan meminimalkan dampak lingkungan. Sampah anorganik seperti wadah plastik, botol kaca, dan logam bekas dapat diubah menjadi barang-barang baru yang bernilai tambah misalnya tas dan aksesoris, hiasan dinding, serta perabot rumah tangga.

Sementara sampah organik meliputi sisa dapur, makanan, sayuran dan kulit buah dapat menjadi kompos atau pakan ternak. Inisiatif seperti Magalarva, yang didirikan oleh Rendria Labde, menunjukkan bagaimana pengelolaan sampah yang cerdas dapat mendukung ekosistem yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi.

Social enterprise ini memiliki misi untuk mengeliminasi sampah makanan dan membangun ekosistem lingkungan yang mendukung petani dalam menyediakan pakan hewan berbasis serangga yang berkelanjutan. Rendria menjelaskan, Magalarva berfokus pada pengumpulan sampah makanan yang diolah dengan black soldier fly (BSF) untuk menjadi pakan ternak dan piaraan berkualitas tinggi.

Baca Juga  Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Gorontalo

Menurutnya, memilah atau memisahkan sampah itu menjadi bagian penting dari pengelolaan sampah. Jika sudah dipilah, maka ini akan sangat memudahkan banyak pihak yang berkomitmen untuk mengelola sampah lebih lanjut, seperti Magalarva.

“Bahkan memilah sampah ini juga bisa menjadi pemasukan tambahan untuk kita karena ada beberapa pihak yang bersedia membayarnya,” ucap Rendria.

3. Hentikan pembakaran sampah

Membakar sampah rumah tangga, plastik, dan kayu yang dicat bukan hanya praktik yang tidak ramah lingkungan, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Menurut Co-founder and CEO Nafas Nathan Roestandy, asap pembakaran sampah mengandung bahan kimia beracun yang mencemari udara dan dapat terhirup oleh manusia dan hewan.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari pembakaran sampah dan mencari solusi pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

“Pembakaran sampah menjadi salah satu penyumbang polusi udara, sehingga menghindari kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya simpel yang dapat dilakukan masyarakat dalam kesehariannya agar tidak memperparah kualitas udara,” kata Nathan.

Aplikasi Nafas yang dikembangkan oleh social enterprise Nafas memungkinkan pengguna untuk memantau kualitas udara secara real time, memberikan wawasan penting tentang dampaknya terhadap kesehatan dan kehidupan.

4. Gunakan produk alternatif yang ramah lingkungan

Mengadopsi produk alternatif yang ramah lingkungan adalah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan planet kita. PLANA (Plastic For Nature) adalah contoh startup green-tech yang mengubah plastik dan gabah padi menjadi material bangunan berkelanjutan berupa decking husk plastic composite, seperti planawood dan planabrick. Inovasi tersebut merupakan perwujudan misi PLANA dalam memberikan solusi permasalahan penggunaan kayu yang berlebih dalam bangunan untuk menyelamatkan bumi dari limbah dan deforestasi.

Baca Juga  Ditutup Hari ini, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja

Co-founder and Chief of Sustainability PLANA Joshua C. Chandra menekankan pentingnya keterbukaan dan riset dalam memilih produk ramah lingkungan untuk masa depan bumi yang lebih lestari. Chandra menilai, banyak orang masih menganggap produk ramah lingkungan itu mahal dan kualitasnya rendah, sehingga menjadi hambatan berkembangnya pasar produk ramah lingkungan di Indonesia.

“Untuk menyikapinya, masyarakat Indonesia perlu memiliki keterbukaan dan melakukan riset terhadap produk ramah lingkungan demi bumi yang lebih lestari kini dan nanti,” jelas Joshua.

Setiap langkah, tidak peduli seberapa kecil, membawa kita lebih dekat ke dunia yang lebih hijau dan sehat. Mari kita semua menjadi pahlawan bumi dengan memilih untuk hidup secara berkelanjutan.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *