Pajak.com, Jakarta – Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto mengungkapkan koperasi yang bergerak di sektor pariwisata mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Terlebih jumlah objek wisata di Indonesia sangat banyak yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan akan mengundang wisatawan domestik maupun luar negeri.
“Koperasi sebagai entitas bisnis yang dibangun dari komunitas, dapat berperan aktif dalam pengembangan usahanya di sektor pariwisata,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (18/07).
Pengembangan sektor pariwisata juga menjadi salah satu prioritas pemerintah dengan ditetapkannya sepuluh destinasi prioritas dan di dalamnya lima destinasi super prioritas. Yaitu, Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Meski demikian, Rulli mengakui koperasi yang mengelola sektor pariwisata belum begitu banyak, yakni kurang lebih 79 unit yang terdaftar dalam on-line data system (ODS) Kementerian Koperasi dan UKM. Ia menambahkan, saat ini dengan adanya pandemi Covid-19, industri pariwisata sangat terpukul, sehingga UMKM juga terpukul. “Oleh karena itu, diperlukan kembali memantapkan brand power pariwisata Indonesia,” tambahnya.
Rulli berpendapat bahwa brand power pariwisata harus ditata ulang, sehingga industri pariwisata dapat menyesuaikan diri dalam tatanan dunia baru. Oleh karena itu, ia berharap UMKM di industri pariwisata untuk tidak jalan sendiri-sendiri, namun bergabung dalam satu wadah koperasi.
“Lebih baik bergabung dalam suatu wadah yaitu koperasi, agar mendapatkan keuntungan bersama. Karena, koperasi mempunyai peluang yang besar di industri pariwisata dan dapat memberikan manfaat bagi UMKM,” ujarnya.
Comments