Ia menambahkan, Vaksin Merah Putih menunjukkan bukti sinergi yang kuat dari akademis, bisnis, dan pemerintah atau yang dikenal sebagai “triple helix” dalam penanganan COVID-19.
“Sinergisme ini diperlukan dalam rangka mendukung hilirisasi riset dan inovasi obat serta perkuatan industri farmasi nasional untuk mewujudkan kemandirian obat dan vaksin dalam negeri,” tutupnya.
Selain itu, Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih Unair Fedik Abdul Rantam mengungkapkan, hasil uji praklinik fase satu dengan menggunakan basis platform inactivated virus telah berjalan baik. Hasil uji praklinik fase satu akan menjadi dasar penelitian ke fase selanjutnya.
“Memang kami telah sampai pada uji praklinik fase satu dan dua. Fase satu hasilnya baik dari sisi imunogenisitas, toxicity di dalamnya dan pendekatan respons imunnya juga, dan hasilnya menjanjikan,” kata Fedik.
Ia juga mengapresiasi komitmen dari Biotis Pharmaceutical dalam pengembangan Vaksin Merah Putih. Ia berharap, seluruh masyarakat dapat mendukung kolaborasi yang bertujuan untuk mengatasi pandemi COVID-19 ini.
“Saya juga melihat komitmen Biotis sangat tinggi karena biaya dari produk vaksin inactivated virus itu jauh lebih besar karena memerlukan sarana dan prasarana yang berstandar internasional,” tambahnya.
Comments