in ,

Transaksi Paylater Memudahkan atau Merugikan?

Transaksi Paylater Memudahkan atau Merugikan?
FOTO: IST

Dewasa ini semakin berkembang pesat perusahaan e-commerce yang bergerak di berbagai bidang. Perusahaan ini menggunakan kecanggihan teknologi digital yang semakin memudahkan manusia. Menggunakan sistem aplikasi yang mudah untuk di install pada gawai masing-masing orang membuat perusahaan-perusahaan tersebut ‘laris’ digunakan masyarakat. Indonesia merupakan negara dengan polulasi terbesar keempat di dunia. Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengungkapkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia pada tahun 2019 mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu mencapai 89.09% dari total populasi Indonesia. Salah satu minat masyarakat Indonesia adalah dalam berbelanja atau melakukan kegiatan jual beli. Transaksi online atau digital saat ini banyak digemari oleh masyarakat, alasannya beragam. Misalnya karena lebih mudah melakukan transaksi digital karena tidak perlu repot membawa uang tunai. Tidak perlu repot keluar rumah ketika melakukan pembelian suatu barang, serta lebih banyak diskon atau potongan harga. Diskon yang ditawarkan ini bertujuan untuk menarik minat pembeli agar lebih aktif melakukan transaksi digital menggunakan e-money. Menurut Canestren dan Saputri (2021) uang kartal  secara  fisik  sudah  mulai  tergantikan  oleh uang  non-fisik  (non-tunai). Selain pembayaran menggunakan kartu, di era digital seperti ini sudah mulai digunakan uang elektronik (e-money). Sehubungan dengan adanya perkembangan teknologi yang serba mudah dan instan memungkinkan dijadikan sebuah peluang bagi perusahaan e-commerce dalam mengembangkan usahanya menjadi lebih baik.

Perkembangan dalam berbelanja online dan transaksi digital juga diikuti dengan perkembangan metode pembayaran baru yaitu paylater. Menurut Ah Khairul Wafa (2020) paylater adalah sebuah metode pembayaran berbasis kredit dengan sistem penalangan terlebih dahulu dari perusahaan aplikasi paylater atas tagihan pengguna di merchant, selanjutnya pengguna akan melakukan pembayaran atas tagihan kepada perusahaan aplikasi paylater sesuai dengan termin yang ditentukan. Banyak anak muda milenial yang tertarik dengan system pembayaran paylater ini. Beragam alasan seperti saat menginginkan suatu barang dan takut jika kehabisan barang tersebut, namun masih belum mempunyai uang yang cukup maka paylater adalah jalan pintas yang digunakan oleh mereka. Akan tetapi, apakah memang penggunaan paylater ini sepenuhnya menguntungkan bagi penggunanya yang kebanyakan adalah anak muda?

Penggunaan paylater dalam berbelanja mempunyai keunggulan tersendiri. Misalnya praktis dalam penggunaannya. Hal ini karena penggunanya dapat melakukan transaksi walaupun belum mempunyai budget yang cukup, terutama pada anak muda yang belum mempunyai pengahsilan pribadi dan masih meminta pada orang tua. Pendaftaran untuk bisa melakukan paylater juga terbilang mudah dan praktis. Selain itu seringkali kita ketahui bahwa e-commerce menawarkan berbagai diskon yang menarik dan membuat banyak anak muda ‘kalap’ dan akhirnya menginginkan banyak barang, namun tidak mempunyai cukup uang sehingga memutuskan untuk menggunakan paylater yang akan dibayar kelak saat sudah mempunyai uang yang cukup. Diskon yang ditawarkan jika menggunakan paylater juga cukup banyak, hal ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat, misalnya promo gratis ongkir dan diskon 50%.

Akan tetapi dari segala keunggulan yang ditawarkan juga terdapat kekurangan. Misalnya yang paling dasar adalah semakin bertumpuknya hutang, karena dengan melakukan paylater tidak membuat barang yang didapat itu sudah dibayarkan. Selain akan menambah hutang juga menimbulkan bunga dengan besar bunga tergantung perjanjian di awal antara pembeli dengan pihak e-commerce. Kebanyakan masyarakat hanya mengedepankan keinginan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya, hal ini akan mengakibatkan kesulitan dalam pelunasan pembayaran, karena ternyata masih belum mempunyai dana yang cukup. Maka hal ini akan menimbulkan tunggakan karena terkena denda pembayaran, sehingga hutang akan semakin bertumpuk. Selain hal-hal tersebut juga ada kekurang dari segi teknologi, karena tidak menutup kemungkinan adanya kejahatan teknologi dengan menyalahgunakan data atau informasi pribadi untuk digunakan hal yang tidak baik.

Keunggulan dan kepraktisan yang ditawarkan melalui sistem pembayaran paylater ini memang ditonjolkan sehingga banyak membuat masyarakat tergiur terutama anak muda milenial yang ingin selalu mengikuti perkembangan trend dan masih belum mempunyai penghasilan pribadi. Akan tetapi, sebagai generasi muda sudah seharusnya bijak dan cermat dalam mengambil keputusan, tidak hanya mengutamakan keinginan tetapi juga melihat dampak jangka panjangnya. Agar bisa terhindar dari penyesalan karena pada akhirnya merasa kesusahan dalam membayar barang belanja. Misalnya dengan memerhatikan beberapa hal berikut :

  • Memikirkan dampak jangka Panjang saat akan menggunakan paylater apakah nantinya sanggup untuk membayar beserta bunganya
  • Memahami dan mencermati peraturan yang ada saat akan menggunakan paylater
  • Memastikan bahwa bunga yang diberikan oleh pihak e-commerce nantinya sesuai dengan budget
  • Melakukan pembayaran tepat waktu agar menghindari terjadinya tunggakan sehingga biaya akan semakin banyak karena terkena denda

Anak muda milenial harus bisa cermat dan bijak dalam mengambil keputusan dan menggunakan kecanggihan teknologi.

Daftar Pustaka:

Canestren, I. A., & Saputri, M. E. (2021). Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Dan Resiko Terhadap Keputusan Pembelian Menggunakan Metode Pembayaran Shopee Paylater. eProceedings of Management, 8(3).

Maulida, D. M. (2021). Pandangan Ekonomi Islam terhadap Sikap Konsumerisme Akibat Metode Pembayaran Tunda Bayar (PayLater). JURNAL TRANSFORMATIF (ISLAMIC STUDIES), 5(2), 131-144.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

32 Points
Upvote Downvote

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *