in ,

Jepang Serukan Pajak Karbon Global Industri Perkapalan

Jepang adalah pembuat kapal terbesar ketiga di dunia, dan Tokyo diharapkan dapat membantu memetakan arah antara ambisi barat tentang perubahan iklim dan kekhawatiran ekonomi negara berkembang menjelang pertemuan penting IMO pada musim semi ini. Proposal Jepang ini muncul di tengah meningkatnya perdebatan tentang bagaimana mendekarbonisasi perdagangan maritim.

Dan sejatinya, sektor yang merupakan sumber kehidupan perdagangan global ini sulit untuk didekarbonisasi. Pasalnya, keragamannya dari feri hingga kapal tanker besar dan karena bahan bakar bersih seperti hidrogen hijau, amonia atau metanol belum tersedia dalam skala besar.

Di sisi lain, IMO telah menetapkan tujuan yang kurang bersemangat, hanya mengurangi separuh emisi pada tahun 2050—setengah dari pengurangan yang disyaratkan oleh Perjanjian Paris. Sampai saat ini, hanya Kepulauan Marshall dan Kepulauan Solomon yang telah mengusulkan insentif finansial yang berarti untuk mendekarbonisasi pengiriman, sebesar 100 dollar AS per ton CO2.

Baca Juga  AKP2I Sampaikan Aspirasi Perumusan Perubahan Izin Konsultan Pajak

Sementara The International Chamber of Shipping, sebagai pelobi industri, mendorong pungutan setara dengan 63 sen per ton CO2 untuk mendirikan dana penelitian, yang menurut banyak negara anggota merupakan gangguan dari diskusi yang lebih substantif mengenai pajak karbon.

Negara-negara berkembang ingin setiap pendapatan yang diperoleh dari pajak karbon atas pengiriman, digunakan untuk mengompensasi mereka atas dampak perubahan iklim dan kerugian perdagangan. Di lain pihak, industri ingin menyalurkan dana kembali untuk membayar dekarbonisasi dan infrastruktur yang dibutuhkan.

Ditulis oleh

Baca Juga  Pemkab Tangerang Pasang Stiker bagi Restoran Penunggak Pajak

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *