in ,

Harga Komoditas Naik, Realisasi PNBP Capai 93,1 Persen

Harga Komoditas Naik, Realisasi PNBP Capai 93,1 Persen
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menyebutkan, realisasi kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan Agustus 2021 mencapai Rp 277,7 triliun atau 93,1 persen dari target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021. Capaian ini tumbuh 19,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Menurut Febrio, kinerja PNBP yang positif dikarenakan kenaikan harga komoditas yang terjadi sejak awal 2021.

“Kita lihat dari sisi penerimaan negara sudah tertolong, bahkan PNBP-nya cukup sangat tinggi. Harga-harga komoditas berkontribusi secara langsung terhadap APBN kita, mendorong pemulihan untuk saat ini,” tuturnya dalam konferensi pers virtual bertajuk APBN Kinerja dan Fakta (KiTA), pada (23/9).

Baca Juga  Efisiensi Perdagangan Global, Bea Cukai Indonesia dan Jepang Perkuat Kerja Sama MRA AEO 

Febrio mengelaborasi, bahwa realisasi PNBP itu berasal dari lima kantong sumber. Pertama, dari pendapatan sumber daya alam (SDA) minyak dan gas (migas) yang tumbuh sebesar 8,7 persen. Kinerja ini mencapai 72,7 persen dari target yang telah ditetapkan APBN.

“Kenaikan pendapatan SDA migas terutama disebabkan kenaikan ICP (Indonesian crude price) selama sembilan bulan terakhir,”tambahnya.

Kedua, dari pendapatan SDA nonmigas yang tumbuh 72,2 persen. Pertumbuhan ini mencapai 98,4 persen dari target APBN. Faktor pemantik kinerja SDA nonmigas adalah kenaikan harga komoditas dan volume produksi batu bara, nikel, emas, perak, tembaga, dan timah. Kemudian, didukung pula oleh kenaikan dari sektor kehutanan dan panas bumi. Secara spesifik, peningkatan terjadi pada produksi kayu dan penggunaan areal kawasan hutan.

Baca Juga  Kanwil Bea dan Cukai Jatim II Terbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat 2 Perusahaan Ini

“Pembayaran piutang PNBP penggunaan kawasan hutan dan wajib bayar PNBP untuk minerba (pertambangan mineral dan batu bara), serta kenaikan pendapatan pengusahaan panas bumi,” jelas Febrio.

Ketiga, pendapatan kekayaan negara dipisahkan naik 110,4 persen dari target APBN. Capaian ini dipengaruhi oleh kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui setoran dividen.

Keempat, pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yang tumbuh 94,9 persen—127,5 persen dari target APBN. Kelima, dan pendapatan PNBP lainnya yang tumbuh 37,5 persen—83,1 persen dari target APBN.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *