in ,

Sovereign Wealth Fund, Keberlanjutan Pembangunan

Yang patut diingat, SWF berbeda dengan cadangan devisa yang dipegang oleh bank sentral, karena lebih berorientasi jangka panjang dan punya tujuan utama sebagai pengembalian imbal hasil (return) ketimbang likuiditas. Di lain sisi, Bank Indonesia menyimpan cadangan devisa dalam mata uang asing untuk memenuhi kewajiban dan mendukung kebijakan moneter.

Jenis alokasi dari masing-masing jenis investasi akan bervariasi di SWF satu negara ke negara lainnya. Adapun negara-negara yang khawatir dengan likuiditas dapat membatasi investasi hanya pada instrumen utang publik yang sangat likuid. Sebaliknya, negara yang lebih toleran terhadap risiko akan mengalokasikan investasinya ke perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek cerah seperti bank.

Dana investasi yang dikelola dalam SWF berasal dari berbagai sumber, termasuk surplus fiskal, operasi mata uang asing resmi, uang dari privatisasi, pembayaran transfer pemerintah, pendapatan dari ekspor sumber daya alam. Di antara sumber-sumber itu, kontributor terbesar biasanya berasal dari surplus perdagangan, terutama energi. Negara-negara pengekspor memperoleh mata uang asing, terutama dollar AS, dari penjualan minyak ke ke luar negeri akan menginvestasikannya untuk menghasilkan pengembalian yang tinggi—alih-alih sebagai cadangan devisa.

Baca Juga  Investor Asing Pertama di IKN Bangun Kawasan “Mixed Use” dengan Investasi Capai Rp 500 Miliar

Tujuan SWF

Secara umum, SWF punya fungsi penting untuk stabilisasi ekonomi, terutama meningkatkan investasi dan tabungan masyarakat. Namun, secara umum SWF punya beberapa tujuan yakni melindungi dan menstabilkan anggaran dan ekonomi dari volatilitas berlebih akibat apresiasi mata uang domestik, mendiversifikasi ekonomi dari sebelumnya mengandalkan ekspor komoditas tidak terbarukan ke sektor yang bernilai tambah lebih tinggi seperti manufaktur dan jasa.

Lalu menghasilkan pengembalian yang lebih besar daripada cadangan devisa, membantu otoritas moneter menghilangkan likuiditas yang tidak diinginkan—termasuk efek surplus perdagangan terhadap penguatan mata uang domestik, dan meningkatkan tabungan untuk generasi mendatang sehingga lebih siap menghadapi tantangan masa depan dengan mengubah kekayaan sumber daya tidak terbarukan menjadi aset keuangan terbarukan.

Baca Juga  KADIN Harap ISF 2024 Hasilkan Investasi dan Penguatan Sinergi UMKM

Selain itu, SWF juga punya manfaat untuk mendanai pembangunan sosial dan ekonomi termasuk infrastruktur, baik fisik seperti jalan dan jaringan kereta api maupun non fisik seperti pendidikan dan kesehatan. Lainnya, SWF juga digunakan sebagai strategi politik ekonomi terutama melalui investasi ke obligasi pemerintah, institusi, atau perusahaan penting yang mengambil peran besar dalam perekonomian negara target.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *