in ,

Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Palu

KEK Palu di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan kawasan pertama yang didesain pemerintah sebagai pusat logistik terpadu dan industri pengolahan pertambangan di koridor ekonomi Sulawesi. Saat ini, telah ada 6 tenant yang menempati 400 hektare dari total 1.500 hektare lahan yang tersedia. Adapun 6 tenant ini bergerak di sektor industri aspal, keramik, furnitur, pertanian dan pengolahannya.

Bahlil kembali menekankan, pembangunan KEK dan kawasan industri harus mempermudah investor, baik dari sisi perizinan sampai implementasi, sehingga belanja modal (capital expenditure/Capex) tidak mahal dan akhirnya dapat menarik minat investor untuk melakukan hilirisasi industri.

Bahlil optimistis pengembangan KEK Palu dapat berjalan baik seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah. Salah satu formulasi yang digunakan, yaitu dengan tidak meninggikan harga lahan dan memberikan insentif kepada investor.

“Jangan sampai kita berpikir menjadi kontraktor properti. Kalau kita buat kesepakatan, maka proses promosinya ditarik oleh negara, jadi tidak lagi KEK jalan sendiri. Caranya, tanahnya jangan dibuat mahal, izinnya diurus oleh negara, insentifnya kita kasih. Jadi jangan investor datang merasa takut duluan,” jelas Bahlil.

Baca Juga  OJK: Bursa Karbon Indonesia Terbesar di ASEAN

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah Andi Mulhanan Tombolotutu mengungkapkan, salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan KEK di Palu, yaitu infrastruktur dalam kawasan. Hal itu dikarenakan adanya pengalihan pendanaan untuk pemulihan bencana yang terjadi 2018 lalu, disusul pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal 2020. Alhasil, saat ini pihak pengelola bekerja keras mencari mitra untuk membangun infrastruktur di dalam kawasan, seperti jalan, drainase, air, gas, listrik, dan sarana penunjang lainnya.

Sebagai informasi, PT Bangun Palu Sulawesi Tengah adalah Badan Usaha Pengelola (BUP) Kawasan Ekonomi Khusus Palu

“Mudah-mudahan dengan kehadiran pak menteri, kita bisa didukung dalam pembangunan infrastruktur dalam kawasan dan menghadirkan ‘anchor tenant’ untuk membantu kami membangun dan mengelola KEK  Palu. Seperti yang di Batang dan Kendal, Jawa Tengah. Dua poin itu saja. Kalau dari sisi geostrategis dan geoekonomis, KEK Palu ini sangat unggul dari yang lain-lain,” kata Mulhanan.

Baca Juga  KEK Likupang Siap Hadirkan “Sustainable Tourism”

Indonesia memang tengah fokus pada pengembangan investasi. Pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2021. Dalam keputusan itu dicantumkan bahwa setiap investasi yang masuk ke daerah wajib berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah. Ini sejalan dengan tujuan investasi, yaitu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja sehingga masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat masuknya investasi ke daerahnya.

Berdasarkan catatan kementerian investasi, ada periode kuartal I (Januari-Maret) 2021 provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu tujuan investasi penanaman modal asing (PMA) terbesar ke-3 setelah provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Total realisasi investasi di provinsi Sulawesi Tengah untuk PMA yaitu mencapai 577,4 juta dollar AS, sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 854,1 miliar.

Baca Juga  Navigasi Keuangan Keluarga di Era Kenaikan Harga Pangan

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *