in ,

Empat Hal Penting Kembangkan Halal Value Chain

Sementara di unit menengah, Perry mengusulkan agar bisa dibentuk himpunan maupun asosiasi dari pelaku usaha. Sementara unit yang besar terdiri dari para pelaku industri. Ketiga, produk halal yang dikembangkan dalam rantai nilai ekosistem halal. Saat ini, Indonesia memiliki lima sektor produksi halal unggulan yang tengah digarap yaitu makanan, fesyen, pariwisata, kosmetik dan farmasi, serta energi baru terbarukan (EBT)—juga memprioritaskan pada dua sektor yaitu makanan dan fesyen.

“Saya memandang process food dan fesyen menjadi sangat penting. Food itu adalah basis ekonomi yang paling kecil, diproduksi oleh rakyat, mata rantainya panjang, value added-nya besar, dan tingkat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi besar. Baik pertanian yang primer, maupun industri yang berkaitan dengan process food, itu menjadi sangat penting. Jangan sampai Indonesia nanti makan keripik diimpor dari luar negeri,” terangnya.

Baca Juga  Syarat dan Cara Mengurus Perubahan HGB Jadi SHM

Keempat, ekosistem mata rantai halal harus end to end dari produksi sampai marketing. Perry bilang, dari proses produksi semua pemangku kepentingan meliputi KNEKS, berbagai kementerian lembaga, BI, dan MES; bisa mendukung melalui berbagai rupa pembiayaan baik bantuan sosial, mobilisasi wakaf, infak, zakat, maupun sedekah.

Kemudian dari sisi pemasaran, stakeholders bisa membantu dengan kampanye gaya hidup halal di berbagai seminar, webinar, pameran, dan platform digital. Seperti gelaran pameran The First Indonesia International Halal Fair yang berlangsung pada tanggal 14 hingga 27 Juni 2021.

“Mari kita bersinergi, berkoordinasi, berjamaah untuk membangun ekonomi keuangan syariah,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Baca Juga  Definisi dan Keuntungan Reksa Dana Penyertaan Terbatas

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *