in ,

Tak Hanya Pintar, Ini Kompetensi yang Penting Dimiliki Anak muda

Kompetensi yang Penting Dimiliki Anak muda
FOTO: IST

Tak Hanya Pintar, Ini Kompetensi yang Penting Dimiliki Anak muda

Pajak.com, Jakarta – Menurut akademisi sekaligus praktisi bisnis Rhenald Kasali, kemampuan yang diperlukan generasi muda untuk menghadapi beragam tantangan bukan hanya dengan kepintaran. Pendiri Rumah Perubahan ini menyebutkan, ada lima kompetensi yang penting dimiliki anak muda.

Rhenald menganalisis, banyak tantangan yang dihadapi di masa kini maupun masa yang akan datang, meliputi artificial living dengan genetically modified organisms (GMO); environment, social, governance (ESG); populasi yang naik dan turun (disrupsi); deep fake and hoax; validity and reliability test; global talent shortage; serta butterfly effect. 

“Di era artificial living, banyak inovasi yang muncul dari hasil modifikasi genetik. Misalnya, buah-buahan yang dulu berukuran kecil dan memiliki banyak biji, kini terus dikembangkan, hingga orang bisa mendapati buah pisang, semangka, bahkan alpukat tanpa biji. Selain itu, berbagai tantangan terkait isu lingkungan, sosial, dan pemerintahan juga semakin meningkat. Bahkan, tak jarang berita palsu mudah tersebar karena adanya kecanggihan teknologi. Melihat tantangan tersebut, generasi muda, mahasiswa, perlu membekali diri agar mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan di masa depan,” ungkap Rhenald, dikutip Pajak.com, (23/9).

Baca Juga  KADIN Optimistis Hasil Putusan MK Beri Kepastian bagi Dunia Usaha

Untuk itu, ada lima kompetensi yang harus dimiliki anak muda, yaitu pertama, conversational intelligence. Bersumber dari riset dan dari ilmu neuroscience (bidang ilmu yang mempelajari sistem saraf atau sistem neuron manusia), conversational intelligence mempunyai kekuatan untuk menguatkan sebuah relasi atau hubungan, mentransformasi tim, dan membentuk masa depan demi kesuksesan bersama.

Kedua, creativity and critical thinking, kemampuan untuk menganalisis informasi dengan menghubungkannya dengan data dan/atau informasi yang lain untuk melahirkan gagasan yang baru. Berpikir kreatif ditandai dengan munculnya ide baru atau inovasi memecahkan solusi sebuah permasalahan. Sementara, critical thinking akan menjadi bahan bakar bagi individu untuk berpikir kreatif.

Ketiga, intercultural competence and citizenship atau kemampuan untuk berfungsi secara efektif lintas budaya, untuk berpikir dan bertindak secara tepat. Keempat, digital literacies, kemampuan untuk menyikapi peluang dan tantangan era digital. Kelima, ecosystem atau kemampuan membangun ekosistem dengan cara berkolaborasi.

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

Rhenald mengatakan, lima kompetensi itu disimpulkan sebagai kemampuan menjalin komunikasi yang baik, serta daya kreativitas dan pemikiran yang kritis di tengah serbuan informasi sebagai konsekuensi dari era digitalisasi.

“Ketika menerima suatu informasi, Anda harus mampu mengecek validitasnya, karena Anda harus bertanggung jawab pada informasi yang disebarkan. Anda juga harus mampu memahami relasi antarbudaya dan kewarganegaraan, sehingga dapat menghasilkan solusi atas masalah yang dialami oleh masyarakat global. Ini dapat diperoleh dengan terus meningkatkan literasi melalui perkembangan digital, serta peka terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Artinya, pintar saja tidak cukup, tetapi diperlukan juga kecerdasan sosial dan emosional,” pungkas Rhenald.

Baca Juga  Pemerintah Buka Rekrutmen 2,3 Juta ASN 2024, Ini Daftar Formasinya

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *