in ,

PPKM Level 3 Dilonggarkan, Kapasitas WFO 50 Persen

Luhut mengungkap, pemerintah melihat masih ada peluang untuk tidak menginjak rem ekonomi terlalu dalam di tengah peningkatan varian Omicron. Hal ini untuk menjaga keseimbangan antara sektor kesehatan dan sektor ekonomi.

“Kita dihadapkan pada karakterisitik Omicron yang berbeda dengan Delta. Melihat perkembangan situasi rumah sakit yang ada dengan tetap mengedepankan aspek kesehatan, kondisi perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit wilayah Jawa-Bali hanya terisi 25 persen—jauh dari standar maksimum WHO (World Health Organization) sebesar 60 persen. Sehingga pemerintah menilai masih ada ruang bagi kita untuk tidak menginjak rem ekonomi terlalu dalam,” ungkapnya.

Dengan demikian, Luhut memastikan, kemungkinan pemerintah belum akan menerapkan kebijakan pengetatan. Sebab berdasarkan catatan pemerintah, selain kondisi okupansi RS masih baik, sejumlah wilayah PPKM level 3 mulai mengalami perbaikan. Misalnya, kasus DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir diklaim lebih landai.

Baca Juga  BI: Kinerja Kegiatan Dunia Usaha Meningkat Kuartal I-2024

“Kita enggak melihat ada pengetatan-pengetatan lagi. Kita melakukan pelonggaran, tapi dengan monitor ketat. Jawa Barat baru mulai. Tapi yang lebih lambat lagi itu Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sini (DKI Jakarta) sudah mau naik kencang (perbaikan), di Daerah Istimewa Yogyakarta masih flat. Kami mendorong protokol kesehatan yang ketat, terutama penggunaan masker. Kami meminta masyarakat untuk melengkapi vaksinasi COVID-19 hingga dosis penguat (booster). Vaksin (booster) sangat cukup, tidak ada masalah,” kata Luhut.

Ditulis oleh

Baca Juga  Panduan Mudah Tukar Uang Baru dengan Aplikasi PINTAR

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *