Pajak.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memproyeksi pemulihan ekonomi nasional akan tereskalasi berkat perbaikan permintaan domestik serta strategi program pemerintah pada tahun 2022. BRI memprediksi, produk domestik bruto (PDB) Indonesia berpotensi untuk tumbuh di kisaran 4,8 persen–5,3 persen pada tahun 2022. Dengan kondisi itu, industri perbankan juga diperkirakan bakal tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.
Chief Economist BRI sekaligus Research Director BRI Research Institute Anton Hendranata menjelaskan, adaptasi masyarakat terhadap kondisi pandemi yang membuat mobilitas tidak terlalu terguncang, tampak dari daya beli masyarakat yang terdongkrak naik. Komposisi konsumsi dalam pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan 570 basis poin (bps) dari 69,4 persen pada Oktober 2020 menjadi 75,1 persen pada Oktober 2021.
Anton mengimbau, pelaku industri perbankan diharapkan memerhatikan kondisi likuiditas yang tidak akan selonggar tahun ini. Pasalnya, likuiditas bisa terdampak akibat ada perlambatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
“Kami meyakini ekonomi domestik bakal semakin pulih dan kuat, bila kondisi COVID-19 bisa tetap terjaga. Pemulihan ekonomi Indonesia sangat ditopang oleh kondisi permintaan yang meningkat, dari daya beli sampai belanja pemerintah serta adaptasi masyarakat terhadap kondisi pandemi. Tren 25 tahun terakhir menunjukan ketika ada ekonomi sedang menurun atau konsolidasi, DPK akan berada di atas kredit. Sebaliknya, ketika dalam masa pemulihan atau ekspansi seperti tahun depan, kredit kemungkinan melampaui DPK, kondisi likuiditas perlu menjadi perhatian perbankan,” kata Anton dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada (26/12).
Ia mengungkap, BRI telah mengantisipasi kondisi likuiditas untuk menjaga pertumbuhan penyaluran permodalan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM), tulang punggung utama perekonomian Indonesia. Ruang bagi BRI untuk memompa kredit juga dapat dilihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang masih berada di level 83 persen atau berada di bawah ketentuan regulator yang sebesar 92 persen. Penyaluran kredit BRI hingga kuartal III-2021 masih didominasi oleh segmen UMKM dengan komposisi 82,67 persen terhadap total portofolio kredit.
Comments