in ,

Kesiapan Bio Farma Hadapi Gelombang Kedua Covid-19

Adapun laboratorium yang dimaksud adalah laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, laboratorium Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva juga dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak secara terbatas sejak 3 Juli 2021, untuk mempermudah akses masyarakat ke metode kekinian ini. Sementara, untuk metoda tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis mitra Bio Farma.

Di sisi lain, Honesti mengatakan bahwa induk holding farmasi ini telah meningkatkan produksi reagen tes usap PCR bernama MBioCoV-19 menjadi 2,4 juta per bulan untuk mengantisipasi kelangkaan produk di pasaran. Ia pun mengklaim, produk yang telah berpredikat Gold Standard dari WHO ini telah memiliki tingkat akurasi sekitar 99 persen.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

“Mungkin, kami satu-satunya perusahaan yang memproduksi dalam negeri. Di samping kita juga masih tidak mencukupi, masih ada importasi yang dilakukan pemerintah melalui perusahaan swasta,” imbuhnya.

Sementara untuk pengadaan vaksin Covid-19 pada program pemerintah, pihaknya akan memproduksi vaksin Covid-19 sebanyak 186,3 juta dosis hingga Desember 2021 mendatang. Vaksin yang diproduksi ini menggunakan berbahan baku (bulk) vaksin dari perusahaan farmasi China, Sinovac.

Ditulis oleh

Baca Juga  Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Kerja Sama Pemensiunan Dini Pembangkit Listrik Batu Bara

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *