in ,

Kemenparekraf Promosikan Kuliner Indonesia di Belanda

Kemenparekraf Kuliner Indonesia di Belanda
FOTO: IST

Kemenparekraf Promosikan Kuliner Indonesia di Belanda

Pajak.com, Jakarta — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya mempromosikan kuliner Indonesia di Belanda, melalui dukungan pengembangan restoran dan penyaluran bumbu Indonesia ke negeri Kincir Angin ini.

Pasalnya, Belanda merupakan salah satu negara tujuan dalam payung program “Indonesia Spice Up The World”. Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan, Indonesia Spice Up The World merupakan program percepatan pencapaian target pembukaan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan peningkatan ekspor bumbu rempah hingga 2 miliar dollar AS.

“Bagaimana kesiapan Indonesia menerima investasi dari luar serta sharing tentang peluang investasi di Belanda bersama stakeholder,” kata Sandiaga dalam Konferensi Pers: Weekly Brief With Sandi Uno, dikutip Pajak.com, Selasa (20/6).

Berdasarkan data Kemenparekraf, saat ini tercatat sebanyak 400 lebih bisnis kuliner Indonesia yang tersebar di Belanda mulai dari restoran, toko, hingga bisnis katering rumahan. Sandiaga menilai, hal ini menunjukkan terbukanya peluang besar untuk pengembangan Belanda sebagai Hub Kuliner Indonesia di Eropa baik dari kualitas, konsep, maupun kuantitas.

Baca Juga  Catat! Jadwal Rekayasa Lalin Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Ia pun mengapresiasi tumbuh pesatnya restoran dan ekspor bumbu Indonesia ke Belanda. Beberapa restoran yang dimaksud di antaranya Lapek Jo, Nona Manis, serta rintisan Ambah Arnawa yang merupakan pengembangan usaha minimarket dan platform ekspor bumbu masakan Indonesia di Belanda.

Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan akselerasi ekspor produk UMKM Indonesia.

“Sebanyak 10 persen dari target dalam program Indonesia Spice Up The World sudah diserap oleh Belanda,” imbuh Sandiaga.

Di kesempatan yang sama, Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas mengemukakan, jumlah restoran Indonesia di Belanda memang cukup besar dan didorong untuk terus tumbuh. Ia menambahkan bahwa saat ini ada beberapa pengusaha yang berencana untuk melakukan investasi restoran Indonesia di Belanda.

“Kami optimistis bahwa makanan Indonesia nantinya dapat menjadi salah satu makanan utama di Belanda dan juga di Eropa,” kata Mayerfas.

Tidak hanya makanan, rempah-rempah asal Indonesia juga memiliki potensi pasar yang besar. Di antaranya rempah-rempah utama seperti lada putih, lada hitam, pala, kayu manis, cengkeh, dan vanili.

Baca Juga  Airlangga Tegaskan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Demand ini masih akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Jadi kami optimistis upaya meningkatkan pemasaran spice Indonesia di luar negeri akan sangat besar. Kami juga bekerja sama dengan berbagai UMKM di Indonesia termasuk petani untuk meningkatkan pasar mereka di Belanda,” ucap Mayerfas.

Selain Belanda, Kemenparakraf juga melakukan kegiatan serupa di London beberapa waktu lalu. Salah satunya, melakukan kunjungan ke Waroeng Windsor untuk persiapan listing pembiayaan supply chain financing (SCF) di platform Bizhare.

Hal lainnya yakni melakukan sosialisasi program IndoStar (Indonesian Restaurant Fund Raising) sekaligus coaching clinic yang dilaksanakan di salah satu restoran Indonesia, Bali Bali Resto. Pada program IndoStar, penyaluran pembiayaan ke restoran Indonesia pada tahun ini ditargetkan sebesar Rp 75 miliar.

Sejak diluncurkan pada Maret 2023, tercatat ada 68 restoran Indonesia di luar negeri yang mendaftar di program IndoStar. Setelah dilakukan kurasi, ada 50 restoran yang sekarang mengikuti inkubasi yang akan berlangsung hingga 25 Juni 2023.

Baca Juga  Mempelajari Teknik Presentasi Memukau ala Steve Jobs

Dalam program tersebut juga dibuka dua kelas yakni akselerasi dan reguler. Dalam kelas akselerasi, apabila pelaku usaha restoran sudah menyiapkan pembiayaan maka akan langsung dipertemukan dengan lembaga keuangan.

Hingga saat ini, ada dua restoran yang menyatakan kesiapannya untuk di-listing. Pertama, Waroeng Windsor dengan pembiayaan sekitar Rp 1 miliar. Kedua, Restoran Sendok Garpu dengan pembiayaan sekitar Rp 4 miliar di Brisbane, Australia.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

194 Points
Upvote Downvote

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *