“Berlanjutnya kebijakan PPKM level 3 dan 4 di beberapa daerah, berdampak pada masih terbatasnya tingkat permintaan masyarakat, termasuk komoditas jasa. Inflasi volatile food mengalami peningkatan, mencapai 3,80 persen atau naik dari angka Juli 2,97 persen. Inflasi ini dipengaruhi oleh peningkatan harga pangan, seperti minyak goreng, ikan segar, dan beberapa jenis sayuran. Di sisi lain, penurunan harga terjadi juga pada komoditas aneka cabai dan stok yang melimpah pada daging ayam serta beberapa jenis sayuran,” urai Febrio.
Ia memastikan, pemerintah akan tetap berupaya menjaga pengendalian harga, terutama untuk pangan dengan memastikan ketersediaan pangan yang memadai, melakukan penyaluran bantuan sosial, melakukan pengaturan harga pangan pokok, dan stabilisasi seperti pada beras.
BKF juga mencatat, inflasi administered price mengalami kenaikan tipis mencapai 0,65 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan harga rokok kretek filter terjadi sebagai dampak transmisi kenaikan cukai dan HJE (harga jual eceran). Sementara kelompok energi relatif stabil karena kebijakan Pemerintah dalam menjaga harga energi domestik untuk mendukung pemulihan aktivitas rumah tangga dan industri.
“Melihat perkembangan inflasi hingga Agustus, inflasi diperkirakan memungkinkan untuk kembali menguat karena relaksasi PPKM dan kasus harian COVID-19 yang berada dalam tren positif. Penguatan diperkirakan dapat terjadi menjelang akhir tahun, terutama masa perayaan Natal dan liburan akhir tahun,” kata Febrio.
Comments