Sejak menahkodai Pegadaian pada tahun 2009, alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ini terus berupaya menelurkan program-program untuk membantu masyarakat. Salah satunya adalah program gadai tanpa bunga, nabung emas melalui aplikasi, dan sebagainya. Pegadaian juga dikenal sering berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik bersama kementerian/lembaga hingga asosiasi penguasaha.
“Kami ingin menjadi agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat. Selama ini orang ke Pegadaian itu dianggap orang yang kepepet, enggak punya duit, belum makan. Sekarang bisnis kita ke seluruh lapisan masyarakat,” kata peraih gelar magister bidang keuangan dari Washington University, Amerika Serikat ini.
Di tengah pandemi, Pegadaian justru menunjukan kinerja positif. Pendapatan usaha naik di masa pandemi sebesar 24,27 persen dari tahun 2019 sebesar Rp 17,67 triliun menjadi Rp 21,96 triliun.
Berkat capaian itu, Kuswiyoto berhasil membawa Pegadaian meraih berbagai penghargaan, antara lain Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Terbaik Tahun 2019 versi Majalah Investor, Indonesia Trusted Companies oleh Corporate Governance Perception Index, The Best CEO in Financial Industry 2019 oleh Business News.
Sebelum meniti karir di Pegadaian, Kuswiyoto memiliki rekam jejak panjang di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pada 2012 hingga 2014, dirinya menjabat sebagai Kepala Divisi Agribisnis di Kantor Pusat BRI. Pria kelahiran Kediri, 24 Januari 1965 ini pernah menjadi Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) BRI Makassar hingga 2015. Setelah itu, ia pindah tugas ke Kanwil BRI Region Jakarta 1 dan menduduki kursi Direktur Manajemen Risiko BRI (2017-2018).
“Kita harus optimis. Enggak boleh bilang tidak, enggak boleh bilang sulit, enggak boleh bilang tidak bisa. Kita juga harus proaktif, jangan menunggu, inovasi,” kata pria pencinta olahraga golf ini.
Comments