in ,

Dede Sulaiman, Ilmu Hukum untuk Temukan Solusi Terbaik

Dede Sulaiman
FOTO: Tiga Dimensi

Dede Sulaiman, Ilmu Hukum untuk Temukan Solusi Terbaik

Pajak.com, Jakarta – Setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) dan berkarier sebagai lawyer junior, Dede Sulaiman Al-Mufidiansyah memantapkan hati untuk menekuni serta mengimplementasi ilmu hukum secara lebih komprehensif. Family Office Advisor TheTitan.Asia ini menilai, lawyer bekerja secara terstruktur dan terukur dalam menemukan solusi terbaik untuk menyelesaikan sebuah perkara. Bahkan, jarum di dalam tumpukkan jerami sekalipun, seorang lawyer akan mampu mencari dengan tepat.

“Anak hukum, tools yang paling utama adalah pengetahuannya untuk mencari sesuatu di tempat yang dimana harus mencarinya. Ibaratnya, cari jarum di sekumpulan tumpukan jerami, kita harus tahu tumpukan mana yang ada jarumnya. Karena untuk anak hukum, cara berpikir kita lumayan terstruktur. Apalagi permasalahan yang sudah pernah ditemukan solusinya. Bahasanya itu battle-tested, sudah paten dan sudah pernah dilakukan sebelumnya,” ungkap Dede Sulaiman kepada Pajak.com, di Kantor TaxPrime, Menara Kuningan, Jakarta (5/6).

Setelah kian paten menguasai tumpukan jerami tersebut, maka sebenarnya semakin banyak jarum yang mampu ditemukan dan semuanya akan saling terkait. Artinya, menurut Dede, ilmu hukum memiliki banyak keterkaitan dengan bidang disiplin keilmuan lainya, salah satunya, perpajakan. Hal ini yang semakin meyakinkan hatinya untuk berkarier di TheTitan.Asia.

“Dari ilmu hukum, saya terekspos dengan berbagai macam ilmu lain, terutama di bidang perpajakan. Saat masih menjadi lawyer junior di Kalimantan Timur (Balikpapan), ada insight dari Ketua DPD Peradi Kaltim ‘coba jadi lawyer pajakambil brevet’. Dan, kebetulan saya sejak masih kuliah memang tertarik ke business law (corporate, capital market, banking law, dan lainnya). Sekarang saya semakin mempertimbangkan untuk mempelajari perpajakan dengan visi yang sama, membantu orang menyelesaikan masalahnya, sengketa, atau perkara,” kata Dede.

Baca Juga  Peluang Koreksi Pajak Kembali, Setelah Selesai di Tahapan Keberatan

Magnet untuk mempelajari ilmu perpajakan bertambah kuat. Dede menyadari bahwa pajak merupakan salah satu bidang yang selalu berkembang dan akan terus ada di sebuah negara.

“Jadi secara career path, ecosystem, environment, pajak bakal sustain terus. Apalagi sekarang pajak ini, selain di level nasional, juga di level internasional.  Banyak negara sudah mulai menjalin kerja sama dalam memberikan fasilitas perpajakan, mengadakan kesepakatan untuk memberikan kepastian hukum kewajiban perpajakan. Kalau saya rasa, untuk kedepannya, pajak akan menjadi sebuah industri yang jauh lebih besar lagi. Jadi, tax consultant sebenarnya ada kemiripan juga dengan seorang lawyer, salah satunya bagaimana dapat menjembatani klien dengan otoritas dalam mencapai kesepahaman,” ujar Dede.

Dengan demikian, ia berpandangan peran konsultan pajak cukup krusial karena membantu Wajib Pajak memahami kewajibannya, di sisi lain juga memastikan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bahwa kewajiban Wajib Pajak dapat terpenuhi.

“Tanpa adanya tax consultant, otoritas mungkin bisa, dalam tanda kutip, “memanfaatkan” ketidaktahuan Wajib Pajak. Maka, tax consultant itu dapat menjadi checks and balances. Bagaimana kita mengimbangi demand dari otoritas pajak sesuai peraturan yang berlaku sekaligus bagaimana membuat Wajib Pajak memahami dengan tepat kewajibannya—sesuai aturannya,” kata Dede.

Baca Juga  Rizal Khoirudin, Menjunjung Integritas dan Membentuk Kepatuhan Wajib Pajak

Ia bersyukur, ilmu hukum yang dikuasainya menjadi fondasi untuk memahami kebijakan perpajakan secara komprehensif dan kontekstual. Sebab seperti diketahui, hak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak diatur dalam payung hukum yang mengikat, baik undang-undang, peraturan menteri keuangan, atau peraturan dari instansi terkait lainnya.

“Saya bersyukur sebagai anak hukum kita harus dibiasakan rajin membaca. Terkadang, saat saya melihat berita atau artikel mengenai perpajakan pasti saya langsung mencari tahu undang-undangnya. Itu salah satu hal yang menurut saya adalah kemampuan untuk dapat cepat memahami suatu persoalan. Setiap ada hal-hal baru atau menarik, pasti saya coba research. Membaca maksud undang-undangnya apa, tentang persoalan apa,” ungkap Dede.

Setelah itu, ia akan berdiskusi bersama timnya, baik atasan, co-worker, partner untuk menghimpun pandangan terhadap sebuah permasalahan. Dede meyakini, pemecahan sebuah masalah juga sangat memerlukan pelbagai sudut pandang. Karena sejatinya, regulasi pun disusun secara pentahelix—melibatkan multipihak.

“Di TheTitan.Asia kami pun engage dan bekerja bersama partner level. Ada beberapa project atau klien yang meminta advisory dari divisi kami,” ungkap Dede.

Hal fundamental lain yang ia pegang teguh dalam bekerja adalah kejujuran. Dede meyakini bahwa kejujuran merupakan value utama dalam menjalani sebuah tanggung jawab. Apalagi, pekerjaan yang sangat intens menjalin relasi antar-manusia, seperti lawyer atau konsultan pajak.

Baca Juga  Gupto Andreantoro, “Living the Dream” Jadi Konsultan Pajak

“Menurut saya, bidang consulting ini semua dikerjakan secara transparan, komunikasi yang baik dan jujur untuk mencapai tujuan bersama,” kata Dede.

Selanjutnya, ia berprinsip untuk menjalankan tugas sesuai dengan komitmen dan disiplin terhadap aturan yang berlaku.

“Saya juga belajar prinsip dari orang tua. Kebetulan ayah adalah seorang pekerja yang sangat ulet di bidangnya. Sekitar hampir 20 tahun working non-stop dan memang di lingkungannya dikenal sebagai orang yang sangat jujur, diligent, dan mengutamakan co-worker atau timnya daripada kepentingannya sendiri,” tambah anak pertama dari dua bersaudara ini.

Dengan demikian, harmonisasi latar belakang pendidikan, pengalaman, dan prinsip hidupnya itu semakin melengkapi keahlian Dede dalam memberi nasihat dan solusi untuk membantu permasalahan hukum pada pelbagai sektor bisnis.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *