in ,

Milenial dengan Kesehatan Finansial di Tengah Era Digital

Milenial dengan Kesehatan Finansial di Tengah Era Digital
FOTO: IST

Saat ini perkembangan zaman sudah mengalami kemajuan yang signifikan, salah satu bukti nyata atas hal tersebut yaitu kehadiran dunia digital. Dunia digital berarti mayoritas dari kehidupan manusia yang dilakukan saat ini melibatkan teknologi digital melalui internet. Kehadiran dunia digital makin nyata dan bermanfaat dengan adanya wabah COVID-19. Wabah tersebut telah mengubah aktivitas manusia menjadi full online menggunakan internet dalam kurang lebih dua tahun terakhir.

Pengguna Internet Didominasi oleh Generasi Milenial

Mayoritas pengguna internet yaitu generasi milenial. Data pada GlobalWebIndex kuartal 3 tahun 2020 menyebutkan bahwa rata-rata milenial menghabiskan waktunya di internet hingga 8 jam dalam sehari dengan porsi terbesar dalam platform media sosial, streaming, dan podcast. Dalam menghabiskan waktunya di internet, milenial lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mencari hal-hal yang mengandung hiburan dengan tujuan mencari kesenangan atau meredakan tingkat kejenuhan dari aktivitas sehari-hari.

Di sisi lain, internet tidak hanya memiliki konten hiburan saja. Namun, hal ini bergantung pada pengguna internet ketika mengakses konten yang diinginkan. Salah satu konten lain yang dapat diakses serta memberikan manfaat yang lebih luas lagi yaitu konten literasi keuangan. Konten ini sangat penting bagi generasi milenial dengan rentang usia dari 25 sampai 35 tahun. Generasi ini membutuhkan paparan edukasi mengenai bagaimana cara mengelola keuangan untuk mencapai tujuan tertentu dan edukasi keuangan lainnya. Terlebih, berdasarkan hasil riset dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tingkat literasi keuangan generasi milenial hanya berada pada angka 32,1 persen. Sedangkan, generasi ini sedang dalam masa usia produktif bekerja dan sudah memiliki penghasilan yang relatif cukup dan perlu mengalokasikan sebagian penghasilannya ke dalam hal-hal yang lebih penting.

Generasi Milenial dalam Mengelola Keuangan

Selanjutnya, berdasarkan data dari Modern Wealth  2019, sebagian penghasilan yang didapatkan oleh milenial digunakan dalam hal kebutuhan sekunder seperti makan di restoran mewah, hiburan, barang-barang mewah, dan liburan hingga mencapai Rp6,9 juta per bulan. Bahkan jarang milenial yang membuat anggaran pengeluaran bulanan. Hal ini lah yang mendasari bahwa literasi keuangan menjadi sangat penting bagi generasi milenial.

Lebih lanjut, studi dengan judul “Alvara Indonesia: Gen Z and Millennial Report 2019” menyebutkan bahwa generasi milenial belum memiliki kebiasaan menabung yang baik. Generasi ini hanya mengalokasikan pengeluarannya untuk menabung kurang dari 10 persen. Sementara itu, menabung merupakan kebiasaan awal yang perlu dibangun sebelum melakukan investasi dengan berbagai tingkat risiko.

Investasi digunakan sebagai salah satu sarana dalam mencapai tujuan keuangan atau financial goals dengan beberapa target waktu tertentu untuk dicapai. Saat ini dengan dukungan perkembangan internet, investasi sudah dapat dilakukan secara digital dengan cara yang sangat mudah. Investasi secara digital dapat dilakukan dengan waktu yang singkat tanpa melakukan kunjungan langsung secara fisik. Milenial dapat melakukan investasi digital dengan membeli produk investasi yang tersedia di berbagai platform online yang sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan membayar menggunakan e-wallet atau e-banking yang makin populer di tengah kalangan milenial.

Profil Risiko dalam Berinvestasi

Namun, sebelum melakukan investasi. Milenial disarankan untuk menambah literasi keuangan terlebih dahulu seperti memilih profil risiko investasi. Hal ini digunakan untuk menentukan kecocokan produk investasi yang akan dipilih. Mengingat, saat ini tersedia cukup banyak produk investasi keuangan dengan berbagai tingkat risiko. Berikut merupakan beberapa profil risiko investasi yang perlu dicermati oleh milenial.

  • Konservatif

Investor dengan profil konservatif cocok bagi mereka yang mencari ketenangan dan rasa aman. Karena risiko yang ditawarkan pun cenderung rendah dengan imbal hasil yang tidak terlalu tinggi. Profil ini disarankan bagi investor pemula yang baru saja memulai investasi dengan tujuan keuangan yang singkat 1-3 tahun. Produk investasi yang cocok dengan profil ini yaitu reksadana pasar uang dengan tingkat fluktuasi harga yang rendah dan imbal hasil yang terjaga konstan dengan rentan 6,19 persen hingga 7,26 persen per tahun.

  • Moderat

Jika calon investor sudah memiliki pemahaman terkait fluktuasi harga di pasar dan cenderung ingin mencapai tujuan keuangan yang relatif lebih panjang yaitu 3-4 tahun dengan harapan memperoleh keuntungan secara berkala. Maka calon investor dapat memilih profil ini dengan produk investasi berupa reksadana campuran dengan imbal hasil hingga 11,82 persen atau tidak mendapat keuntungan jika dana yang dikelola mengalami penurunan nilai yang cukup signifikan.

  • Agresif

Profil agresif akan lebih tepat bagi calon investor yang memiliki keinginan untuk mencapai tujuan keuangan dalam kurun waktu yang tidak singkat yaitu lebih dari 4 tahun dan cenderung tidak mencairkan dana yang diinvestasikan ketika mengalami penurunan nilai yang signifikan. Produk investasi yang ditawarkan cukup berisiko tinggi, seperti saham atau reksadana saham dengan imbal hasil yang beragam.

Profil risiko tersebut akan didapatkan ketika calon investor telah mengisi kuisioner ketika melakukan pembukaan rekening efek oleh perusahaan sekuritas. Sehingga, dengan adanya profil risiko diharapkan investor akan lebih berhati-hati dan meminimalisasi risiko yang ada dari setiap produk investasi yang ada.

Ilustrasi Berinvestasi

Berikut merupakan ilustrasi investasi jika milenial bernama Andi yang merupakan karyawan di suatu perusahaan dengan tujuan keuangan untuk menambah dana pernikahan dalam tiga tahun yang akan datang dan memiliki penghasilan sebesar Rp9 juta per bulan. Karena tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam waktu yang singkat, maka Andi dapat memilih produk investasi dengan risiko rendah dan profil konservatif. Pada contoh kasus ini, Andi rutin menyisihkan penghasilannya sebesar Rp2,5 juta per bulan dan berinvestasi di reksadana XYZ dengan imbal hasil 6,96 persen per tahun. Maka pada tahun ketiga, Andi akan memiliki sejumlah uang sebesar Rp96.267.484

Hasil investasi akan lebih besar jika nilai dari dana yang diinvestasikan makin besar. Tidak hanya itu, jika melakukan investasi secara rutin dalam jangka waktu yang cukup lama, maka hasil investasi tersebut akan makin jauh lebih besar. Hal ini didukung dengan adanya compounding interest yaitu, dengan menggunakan imbal hasil dari investasi untuk kemudian diinvestasikan kembali.

Kesimpulan

Di era yang serba digital dan segala hal dapat dilakukan dengan mudah, milenial sudah harus bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi lebih baik lagi, khususnya dari segi finansial. Karena kondisi ekonomi negara yang sehat tercemin dari masyarakatnya yang sehat secara finansial.

Mengingat kebutuhan milenial akan terus bertambah di masa yang akan dating. Maka, sudah seharusnya menjadi kewajiban bagi milenial untuk melakukan investasi dengan tujuan menyehatkan atau melindungi keadaan finansial dari beberapa kemungkinan buruk seperti, terlilit utang atau pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup yang ada.

Dengan adanya investasi digital yang bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, milenial dapat meminimalisasi akan terjadinya hal tersebut. Namun, tentunya diiringi juga dengan pemahaman akan literasi keuangan yang memadai, agar apa yang ditanam akan berbuah dengan hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA:

Belia, B. (2020). Survei : Generasi Z Habiskan Waktu Minimal 4 Jam Sehari untuk Internet. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://www.merdeka.com/uang/survei-generasi-z-habiskan-waktu-minimal-4-jam-sehari-untuk-internet.html

Dewi, A. (2020). Literasi Keuangan Kaum Milenial Masih Rendah, Ini Cara Memulai Investasi. Diakses pada 30 Desember 2021 dari https://finansial.bisnis.com/read/20201202/55/1325605/literasi-keuangan-kaum-milenial-masih-rendah-ini-cara-memulai-investasi

Dwitiani, K. T. (2020). Rata-rata Milenial Menabung Kurang dari 10 Persen dari Pendapatan Mereka. Diakses pada 30 Desember 2021 dari https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01335273/rata-rata-milenial-menabung-kurang-dari-10-persen-dari-pendapatan-mereka

Lidwina, A. (2021a). Gaji Generasi Z dan Milenial Banyak Dibelanjakan di E-Commerce. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/09/gaji-generasi-z-dan-milenial-banyak-dibelanjakan-di-e-commerce

Lidwina, A. (2021b). Milenial Paling Intens Akses Internet untuk Media Sosial. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/03/milenial-paling-intens-akses-internet-untuk-media-sosial

Mengenal 4 Jenis Profil Risiko Investasi yang Wajib Dipahami. (2021). Ocbcnisp.Com. Diakses pada 30 Desember 2021 dari https://www.ocbcnisp.com/en/article/2021/11/25/profil-risiko-investasi

Rahma, S. (2019). Survei : Sebagian Besar Milenial Hidup dari Gaji ke Gaji. Diakses pada 30 Desember 2021 dari https://money.kompas.com/read/2019/05/19/110600726/survei–sebagian-besar-milenial-hidup-dari-gaji-ke-gaji

Siregar, A. W. (2021). Kenali Tiga Profil Risiko Sebelum Berinvestasi di Pasar Modal. Diakses pada 30 Desember dari https://www.idxchannel.com/milenomic/kenali-tiga-profil-risiko-sebelum-berinvestasi-di-pasar-modal

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

13 Points
Upvote Downvote

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *