Uni Eropa Terapkan Tarif Impor hingga 45 Persen untuk Mobil Listrik Cina
Pajak.com, Brussels – Uni Eropa akan memberlakukan tarif impor hingga 45 persen untuk mobil listrik buatan Cina. Tarif ini diprediksi akan berlaku selama 5 tahun ke depan, sebagai bagian dari upaya Uni Eropa untuk melawan subsidi yang dianggap tidak adil dari Pemerintah Cina.
Komisi Uni Eropa, yang bertanggung jawab atas kebijakan perdagangan blok tersebut mengatakan bahwa tarif ini diperlukan untuk mengatasi dampak dari subsidi Cina terhadap harga mobil listrik.
Sebelumnya, Uni Eropa melakukan investigasi selama satu tahun terhadap subsidi tersebut. Meskipun tarif akan segera diberlakukan, Komisi Uni Eropa tetap membuka pembicaraan dengan Beijing untuk mencari solusi alternatif. Salah satu opsi kompromi yang mungkin adalah menetapkan harga jual minimum.
Dilansir dari Reuters, dalam pemungutan suara yang berlangsung pada hari Jumat, 10 anggota Uni Eropa mendukung tarif, lima menentangnya, dan 12 lainnya abstain. Namun, butuh mayoritas dari 15 negara anggota yang mewakili 65 persen populasi Uni Eropa untuk memblokir proposal tersebut.
Ekonomi terbesar di kawasan itu dan produsen mobil utama Jerman, memberikan suara menentang proposal tersebut. Namun, Eksekutif Uni Eropa mengatakan telah memperoleh dukungan yang diperlukan untuk mengadopsi tarif, meskipun akan melanjutkan pembicaraan dengan Cina untuk menemukan solusi alternatif.
Menurut penasihat senior di Rhodium Group Noah Barkin, keputusan ini merupakan kemenangan besar bagi Komisi Uni Eropa meskipun menghadapi tekanan dari Jerman dan Cina. “Risikonya adalah Beijing merasa perlu merespons dengan langkah-langkah balasan yang dapat mengganggu kemungkinan solusi negosiasi,” kata Barkin.
Perpecahan di antara negara anggota terlihat jelas dalam kebijakan perdagangan Uni Eropa dengan Cina. Beberapa negara, seperti Prancis, Italia, dan Polandia, mendukung tarif sebagai langkah tegas melawan subsidi berlebihan dari Cina.
Mereka mengingat kegagalan Uni Eropa menerapkan tarif pada panel surya Cina sepuluh tahun lalu. Di sisi lain, beberapa negara lebih memilih mendorong investasi Cina atau khawatir akan adanya perang dagang balasan.
Sementara itu, saham produsen mobil Eropa seperti Renault dan Volkswagen meningkat karena harapan bahwa tarif ini akan membantu mereka bersaing dengan produsen Cina di pasar Eropa, terutama saat permintaan global sedang menurun. Namun, kekhawatiran muncul bahwa tarif ini bisa memicu perusahaan Cina mempercepat rencana untuk membangun kapasitas produksi di Eropa.
Sebagai langkah balasan yang sudah terlihat, Cina meluncurkan investigasi terhadap impor produk brandy, produk susu, dan daging babi dari Uni Eropa. Produsen cognac dan daging babi Eropa mengungkapkan kekhawatirannya atas tindakan tersebut. “Pemerintah Prancis telah meninggalkan kami. Kami tidak mengerti mengapa sektor kami dikorbankan seperti ini,” ungkap asosiasi cognac Prancis.
Comments