Selanjutnya, pada 2022, Indonesia masih menikmati berkah kenaikan harga komoditas yang sangat tinggi. Oleh karena itu, BKF Kemenkeu optimistis, penerimaan perpajakan sampai akhir 2022 akan mencapai Rp 1.784 triliun atau tumbuh 15,3 persen.
“Outlook 2022 tumbuh 15,3 persen ini kami berikan keputusan sangat strategis dan tetap dalam kondisi mitigasi yang kami hadapi,” jelas Febrio.
Kendati demikian, seluruh dunia, termasuk Indonesia masih tetap mewaspadai ketidakpastian global. Tidak hanya terkait kebijakan moneter, namun juga mewaspadai aktivitas perdagangan dunia yang semakin terdisrupsi.
“Indonesia, sempat (menerapkan) larangan ekspor beberapa komoditas dan kami terus berupaya, dan akhirnya berhasil menjaga supply dalam negeri. Saat ini sudah lepas lagi ekspor,” ungkap Febrio.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga mengungkapkan optimisme realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 1.450 triliun hingga Rp 1.485 triliun di tahun ini. Prediksi itu melebihi target penerimaan pajak dalam APBN 2022 yang sebesar Rp 1.265 triliun. Artinya, penerimaan pajak diproyeksikan lebih tinggi 14,6 persen hingga 17,4 persen dari target yang telah ditetapkan.
Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan DJP Ihsan Priyawibawa mengungkapkan, penerimaan pajak akan melampaui target APBN 2022 karena didorong oleh berkah peningkatan harga komoditas global dan pemulihan ekonomi nasional yang semakin membaik. Adapun sektor yang langsung terpengaruh oleh pergerakan kenaikan komoditas, antara lain sawit, batu bara, tembaga, nikel, serta minyak dan gas (migas).
Comments