in ,

Keminves/BKPM: Target Investasi Rp 1.200 Triliun di 2022

Keminves/BKPM: Target Investasi Rp 1.200 Triliun di 2022
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (Keminves/BKPM) menetapkan target investasi sebesar Rp 1.200 triliun di tahun 2022. Angka ini naik dari target tahun 2021 yang dipatok Rp 900 triliun.

Menurut Bahlil Lahadalia, jika target investasi Keminves/BKPM tahun 2022 dapat tercapai, Indonesia akan meraih pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

“Nah, untuk mencapai target tersebut, cara-cara lama yang menghambat investasi harus ditinggalkan. Selain itu, ekspor bahan baku mentah juga harus digantikan dengan ekspor produk jadi yang bernilai tambah tinggi,” jelas Bahlil dalam webinar Digital Technopreneur Fest and Socio Technopreneur Campus 2021, pada (19/11).

Ia menekankan, strategi itu telah seirama dengan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kebijakan hilirisasi industri—menghentikan ekspor bahan mentah (raw material).

“Di Indonesia, kita jangan terlalu asik dengan ekspor-ekspor bahan baku mentah. Kita punya masa keemasan kayu dari Papua, dari Kalimantan, Sumatera kita ekspor. Tapi sampai sekarang tidak ada satupun perusahaan nasional yang masuk 10 besar pemain mebel dunia. Makanya, ini kita menerjemahkan visi misi presiden dalam konteks transformasi ekonomi yang merujuk pada hilirisasi dan nilai tambah,” kata Bahlil.

Baca Juga  Keuntungan dan Risiko Investasi pada Deposito Valas

Di sisi lain, ia optimistis, hilirisasi tidak hanya memberi dampak positif pada kinerja neraca dagang Indonesia, namun juga pengembangan ekonomi hijau. Sebab, melalui aktivitas ini pemerintah dapat menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan.

“Misalnya, saat ini pemerintah tengah mengembangkan hilirisasi nikel sebagai bahan baku baterai listrik. Harapannya, hal ini juga akan dibarengi dengan pengembangan industri kendaraan listrik di dalam negeri. Indonesia harus ambil peran penting untuk dorong green energy. Green economy termasuk industri yang mendekatkan diri pada pola lingkungan yang baik. Apalagi ke depan hampir semua negara kampanyenya adalah green, tapi kita tidak boleh didikte negara lain juga,” jelas Bahlil.

Baca Juga  Pilihan Instrumen Investasi yang Diproyeksi Tangguh di Tengah Gejolak Ekonomi

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *