Jokowi Bertemu Raja Belgia, Apa yang Dibahas?
Pajak.com, Belgia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Raja Belgia Philippe Leopold Louis Marie di Istana Laeken, Brussels, Belgia. Dalam pertemuan ini keduanya membahas penguatan kerja sama ekonomi, investasi, dan perubahan iklim.
“Lebih dari 70 tahun, Belgia menjadi mitra penting dan strategis Indonesia. Sebagai bagian dari Komisi Tiga Negara tahun 1949, Belgia menjadi bagian penting sejarah kemerdekaan Indonesia. Belgia juga salah satu negara Eropa yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com (17/12).
Demi penguatan kerja sama, Jokowi mengundang secara langsung Raja Philippe untuk berkunjung ke Indonesia.
“Saya rasa kedekatan ini menjadi modal penting kemitraan Indonesia-Belgia ke depan,” kata Jokowi.
Sekilas mengulas, kerja sama Indonesia dan Belgia semakin diperkuat sejak Putri Astrid yang merupakan adik dari Raja Philippe dan anak kedua Raja Albert II, berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016. Dalam momentum itu, Putri Astrid membawa lebih dari 300 pengusaha Belgia dari 127 perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan yang dibawa bergerak pada sektor konstruksi, infrastruktur, energi, clean technology, teknologi komunikasi dan informasi, makanan dan minuman, jasa keuangan, transportasi, logistik, agroindustri, marketing, dan pendidikan.
Dalam bidang investasi, Belgia menempati posisi ke-5 sebagai investor terbesar Uni Eropa (UE) di Indonesia setelah Belanda, Jerman, Prancis, dan Luksemburg di tahun 2021. Selama lima tahun terakhir, tercatat nilai investasi Belgia di Indonesia sebesar 610,89 juta dollar AS dengan total proyek sebanyak 654 proyek. Tahun 2020, nilai investasi Belgia di Indonesia mencapai 27,04 juta dollar AS dengan total 285 proyek. Investasi Belgia di Indonesia mayoritas bergerak di sektor primer seperti perkebunan dan produk pertanian, sedangkan pada sektor sekunder, investor Belgia memprioritaskan pada industri makanan.
Dalam hal kerja sama perdagangan, Belgia menempati urutan ke-24 destinasi ekspor dan urutan ke-31 sumber impor Indonesia pada 2021. Antaranggota UE, Belgia merupakan destinasi urutan ke-5 untuk ekspor dan impor Indonesia. Adapun komoditas ekspor Indonesia ke Belgia, antara lain alas kaki, tembakau, kopi, teh, mate, rempah, produk kulit, kayu dan produk kayu, karet, dan lainnya.
Pertemuan Jokowi dengan Raja Belgia merupakan bagian dari rangkaian agenda di sela-sela menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 45 Tahun Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)-UE, di Gedung Europa, Brussels, Belgia, (14/12).
Jokowi menyampaikan dua hal penting dalam sesi pleno KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-UE itu. Pertama, Indonesia menyerukan kemitraan ASEAN-UE harus berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif. Di tengah ancaman resesi, Indonesia mendorong kebijakan yang mempermudah perdagangan dan investasi. Untuk itu, Jokowi menyampaikan pandangannya terhadap proposal Regulasi Deforestasi UE yang justru berpotensi menciptakan hambatan.
“Indonesia ingin menekankan bahwa pembangunan yang inklusif dan bernilai tambah akan mendukung ketahanan ekonomi dunia secara berkeadilan. Dalam kaitan inilah Indonesia akan terus membangun industri hilirisasi. Hanya dengan hilirisasi, Indonesia dapat melakukan lompatan kesejahteraan dan mendorong pembangunan yang lebih inklusif,” jelas Jokowi.
Kedua, Indonesia mendorong kemitraan ASEAN-UE harus membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Krisis energi merupakan sebuah keniscayaan, namun transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan.
“Saya menghargai dukungan UE terhadap Bali Energy Transition Roadmap yang dihasilkan KTT G20 bulan lalu. Kemitraan ASEAN-UE harus memobilisasi pembiayaan dan alih teknologi ramah lingkungan dan memperkuat ekosistem pengembangan energi baru terbarukan,” ujar Jokowi.
Ia pun mendorong Kemitraan ASEAN-UE untuk bekerja sama demi masa depan ASEAN, UE, dan dunia yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.
“Kerja sama yang didasari prinsip kesetaraan, saling menghormati dan saling menguntungkan,” jelasnya.
Dalam sesi pleno itu, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Sesi pleno KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-UE juga dihadiri oleh para pemimpin ASEAN dan UE.
Comments