in ,

Sinergi Regulator dan Dunia Usaha untuk Agregasi Kredit

sinergi-regulator-dan-dunia-usaha-untuk-agregasi-kredit
Foto: Rivan Fazry

Pajak.com, Jakarta – Pemulihan ekonomi memerlukan langkah komprehensif dari pemangku kepentingan regulator agar desain kebijakan yang dibuat memiliki arah dan orientasi yang sama, baik kebijakan fiskal, moneter, makroprudensial dan mikroprudensial. Selain itu, untuk mencapai target-target ekonomi tahun ini, keterlibatan para leading sector di lapangan, yaitu para pengusaha.

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Ajib Hamdani menyoroti, salah satu target ekonomi yang cukup tinggi adalah pertumbuhan kredit. Pemerintah berharap, likuiditas kredit yang mengalir akan menjadi pelumas pergerakan ekonomi.

“Semakin banyak likuiditas yang mengalir di masyarakat, akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya akan terjadi. Angka 7,5% pertumbuhan kredit menjadi angka yang sangat menantang untuk bisa dieksekusi,” kata Ajib saat dihubungi pajak.com  Jumat, (5/2/21).

Baca Juga  THR Tak Dibayarkan Perusahaan, Begini Cara Melaporkannya ke Kemenaker

Karena itu Ajib mengimbau para regulator harus mendesain dan mengawal mikroprudensial agar perbankan tetap sehat sehingga  dapat mengalirkan kredit yang produktif dengan hati-hati dan memberikan daya ungkit yang maksimal di masyarakat.  Ajib menilai, kompleksitas kondisi itu bisa terselesaikan dengan baik jika terjadi sinergi antara regulator dan dunia usaha.

Untuk mendukung sinergi itu, sejalan dengan spirit Pemulihan Ekonomi Nasional yang dicanangkan pemerintah, Hipmi telah melakukan diskusi dan audiensi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bersinergi dan mendorong agar kredit terus tumbuh di masyarakat, terutama di sektor-sektor strategis.

“Hipmi akan fokus mendorong sektor UMKM, agro dan maritim dengan sistem clustering business serta membantu mitigasi risiko dan membangun ekosistem dari hulu sampai hilir. Sementara OJK akan mengawal dan memberikan pembinaan, pengawasan terbaik agar ekosistem bisnis dan ekosistem keuangannya berjalan dan tetap prudent,” jelas Ajib.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

Clustering bisnis ini menurut Ajib akan menjadi jembatan agar perbankan bisa menyalurkan kredit secara optimal dan lebih tepat sasaran ke debitur dan para binaan. Eksosistem bisnis dalam clustering system ini akan didukung oleh leading sector yang dilakukan oleh pengusaha sebagai Offtaker.

Ajib mengatakan, komoditas yang akan diprioritaskan di tahun 2021 ini di antaranya padi, jagung, porang, kopi, dan sapi.  Dengan sinergi antara HIPMI dan OJK, diharapkan bisa menjadi agregator kredit yang sehat, memberikan daya ungkit optimal untuk Ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat lebih luas.

Ditulis oleh

Baca Juga  8 Poin Penting dalam Proses Pengajuan Izin Usaha

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *