Peserta yang sudah mapan akan menjalani pelatihan di Sea Group melalui berbagai proyek yang berfokus pada kerja tim. Hal ini untuk melatih kecakapan kolaborasi bersama tim bisnis sembari mendapat pengetahuan langsung dari para engineer profesional.
“Di samping itu, program Sea Labs Indonesia juga memberikan kesempatan berkarier di berbagai lini bisnis di Sea Group. Namun, kami meluncurkan ini bukan untuk bisnis semata, melainkan mengembangkan ekosistem digital Indonesia di masa depan,” jelas Li.
Presiden Jokowi menyambut baik program Sea Labs Indonesia ini. Ia mengatakan, kemampuan sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital Indonesia yang besar. Pemerintah memperkirakan, nilai transaksi ekonomi digital tumbuh menjadi Rp 4.531 triliun pada 2030.
“Saya tidak ingin Indonesia hanya jadi pasar saja. Indonesia harus jadi pemain. Namun, Indonesia masih mengalami defisit talenta digital,” kata Jokowi.
Ia mengutip data dari McKinsey dan Bank Dunia yang memperkirakan, bahwa Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja digital hingga 2030. Artinya, ada kebutuhan 600 ribu pegiat digital per tahun. Sementara menurut Riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta, hanya 19 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Indonesia butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.
Untuk itu, secara khusus, Presiden Jokowi meminta talenta digital Indonesia yang bekerja di perusahaan teknologi di luar negeri segera pulang. Permintaan itu secara langsung ia sampaikan kepada empat anak bangsa yang masih bekerja di Grab, Asana, dan Google.
Comments