Menurut Teten, BRIncubator UMKM Brilian merupakan program yang sangat baik bagi UMKM kuliner untuk bertransformasi masuk dalam ekositem digital, bahkan bersaing di pasar global. Apalagi UMKM Indonesia lebih beragam dan kreatif, terutama di sektor pertanian. Karena itu, ia menilai, peran BRI sangat strategis untuk dapat mendampingi para UMKM; meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi; manajemen usaha; serta digitalisasi.
Di sisi lain, pemerintah juga akan melakukan penguatan database, peningkatan kualitas, dan pengembangan kawasan/klaster terpadu UMKM. Pemerintah saat ini juga telah mendorong UMKM melalui kampanye Bangga Buatan Indonesia (BBI); on-boarding platform pengadaan barang dan jasa (LKPP, PaDI); sistem informasi ekspor UMKM; hingga penyediaan ruang 30 persen infrastruktur publik bagi UMKM.
Sedangkan dalam pengembangan kewirausahaan, pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja.
“Kami sebagai koordinator mengorkestrasi berbagai pihak terkait secara terintegrasi untuk mencapai target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja,” kata Teten.
Pengembangan kewirausahaan penting karena mampu menyerap pengangguran. Survei angkatan kerja nasional Badan Pusat Statistik mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah pekerja informal sebesar 1,18 juta atau 2,62 persen dibandingkan tahun 2019. Sedangkan rasio kewirausahaan di Indonesia saat ini sebesar 3,47 persen, relatif rendah dibandingkan Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, Singapura 8,76 persen.
Comments