in ,

Dekarbonisasi Industri Baja, GGRP Gunakan Hidrogen Hijau

GGRP Gunakan Hidrogen Hijau
FOTO: GGRP

Dekarbonisasi Industri Baja, GGRP Gunakan Hidrogen Hijau

Pajak.com, Jawa Barat – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) memutuskan untuk beralih gunakan hidrogen hijau (green hydrogen) dalam memproduksi baja. Perusahaan yang menjadi bagian dari Gunung Steel Group ini berkomitmen mewujudkan dekarbonisasi produksi baja.

Anggota Komite Eksekutif GGRP Kimin Tanoto menuturkan, pasokan hidrogen hijau akan didatangkan dari perusahaan energi asal Australia bernama Fortescue Energy. Kerja sama ini telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Indonesia dan Australia.

“Dekarbonisasi produksi baja sejalan dengan komitmen kami untuk mencapai emisi net zero dan akan memberi kami keunggulan kompetitif regional. Dukungan Katalis (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement Katalis) terhadap studi kelayakan teknis untuk mengejar penggunaan hidrogen ramah lingkungan di pabrik kami, di Jawa Barat, akan sangat bermanfaat untuk membantu industri baja Indonesia menemukan kembali dan mengejar model komersial baru,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com(7/11).

Baca Juga  Ditutup Hari ini, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja

Sebagai informasi, Katalis adalah program pengembangan perdagangan dan investasi selama lima tahun yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia – Australia.

Kimin mengungkapkan, produksi baja memerlukan banyak energi sehingga butuh energi yang besar untuk menggerakkan pabrik produksi. Dalam jangka panjang, kedua perusahaan pun bekerja sama untuk mengembangkan pabrik hidrogen ramah lingkungan di pabrik baja GGRP di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun studi kelayakan teknis proyek telah tertuang dalam nota kesepahaman GGRP dan Fortescue yang ditandatangani pada pertemuan B20 di Bali pada November 2022. Berdasarkan nota kesepahaman tersebut kedua pihak sepakat untuk mempelajari hidrogen hijau dan amonia yang dipasok oleh Fortescue sehingga dapat digunakan membantu perusahaan wujudkan dekarbonisasi, termasuk visi pengurangan emisi karbon operasional penuh di pabrik pengolahan pada tahun 2030 dan netralitas karbon di tahun 2050.

Baca Juga  Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Kerja Sama Pemensiunan Dini Pembangkit Listrik Batu Bara

“Hidrogen hijau yang diproduksi di pabrik kami berpotensi menggantikan gas alam yang saat ini digunakan dalam proses hilirisasi GGRP, sehingga menjamin efisiensi yang berkelanjutan. Fortescue memberikan masukan teknis ke dalam studi yang didanai Katalis. Studi ini akan menganalisis potensi penggantian pembakaran gas alam yang mengeluarkan karbon di operasi manufaktur baja pembakaran stasioner GGRP dengan gas hidrogen ramah lingkungan,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Fortescue Energy Asia Pasifik Eva Hanly memastikan, Fortescue telah memimpin pengembangan global elektron ramah lingkungan, hidrogen ramah lingkungan, dan teknologi ramah lingkungan yang akan membantu dunia melampaui bahan bakar fosil. Dengan demikian, Fortescue ingin perusahaan lain bergabung untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Juga  PropertyGuru Indonesia Property Awards ke-10 Diprediksi Dorong Pertumbuhan Sektor Real Estat 

“Kami menyambut baik dukungan Katalis untuk mewujudkan kolaborasi dengan PT Gunung Raja Paksi Tbk dan berharap dapat membantu Indonesia mengembangkan dan menerapkan teknologi ramah lingkungan di industri baja,” pungkas Hanly.

Baca juga: 

Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia Diluncurkan, Ciptakan Ekosistem Kemajuan Dekarbonisasi

https://www.pajak.com/ekonomi/asosiasi-ahli-emisi-karbon-indonesia-diluncurkan-ciptakan-ekosistem-kemajuan-dekarbonisasi/

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *