Pajak.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan terus memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dalam mengantisipasi kebijakan tapering (mengurangi pembelian obligasi) yang akan dilakukan oleh Federal Reserve atau The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan bank sentral AS tidak melakukan langkah tapering di tahun ini. Sehingga pembelian obligasi tetap berlanjut hingga ada perkembangan terbaru tentang inflasi dan pemulihan tenaga kerja AS. Selain itu, inflasi AS diprediksi akan meningkat dalam jangka pendek seiring dengan pulihnya perekonomian.
Kendati demikian, BI akan tetap harus mulai menyusun strategi dalam menghadapi kemungkinan terburuk yang akan dilakukan oleh The Fed.
“Dari dua aspek penting tadi, yang kami pahami, tapering The Fed tidak akan terjadi tahun ini. Tentu saja kami akan pantau dari waktu ke waktu. Tapering The Fed baru akan dilakukan tahun depan. Namun demikian, BI akan optimalkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar dan berkoordinasi dengan pemerintah agar pengaruhnya pada yield SBN (burat berharga negara/obligasi) tetap dalam batas-batas yang normal,” jelas Perry, melalui konferensi pers virtual, pada Kamis (17/6).
Perry memastikan, pihaknya akan terus fokus mengantisipasi tapering The Fed dengan terus koordinasi dengan pemerintah. Hal itu sejatinya telah dilakukan BI sejak pandemi Covid-19 tahun lalu.
Comments