in ,

ADB Siap Galang Dana Pembangunan IKN Nusantara

Di kesempatan yang sama, Kepala Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono menyatakan apresiasinya atas komitmen ADB untuk mendukung pembangunan Nusantara.

“Kami berterima kasih atas dukungan ADB, dan hal ini sejalan dengan upaya kami memulai pembangunan Nusantara,” ujar mantan Wakil Presiden ADB bidang Pengelolaan Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan ini.

Bambang mengungkapkan, dengan dukungan ADB tersebut Indonesia bisa mendapatkan best practice dari negara-negara lain yang memiliki pengalaman dalam membangun kota yang lebih hijau atau ramah lingkungan.

“Terdapat banyak pengalaman di tempat-tempat lain dalam menciptakan kota yang inklusif dan netral karbon, sehingga kami menantikan kerja sama dengan ADB agar dapat memahami pengalaman tersebut dan memanfaatkan pembelajaran yang sudah diperoleh,” kata Bambang.

Baca Juga  Menlu Retno: Indonesia Diplomasi Redakan Ketegangan Iran dan Israel

Untuk diketahui, IKN Nusantara memang mengusung model pembangunan kota hutan alias forest city, dengan kisaran 70 persen lahan akan dibiarkan sebagai kawasan hutan. Jadi, dari lahan seluas 256 ribu hektare yang disiapkan, hanya sekitar 50 ribu hektare yang dipakai dan sisanya akan dibiarkan sebagai hutan hijau.

Prinsip pertama IKN Nusantara yang turut dicantumkan di sana yakni “Mendesain Sesuai Kondisi Alam”. Tak main-main, dengan tagline itu IKN juga akan memanfaatkan energi baru terbarukan atau EBT seperti energi air, angin, dan matahari. IKN juga akan dilengkapi sistem bangunan yang green desain, serta circular water management system yang akan memanfaatkan air secara optimal. Unsur-unsur itu merupakan keniscayaan dalam pembangunan kota berkonsep green city yang berkelanjutan.

Baca Juga  BI: Kinerja Kegiatan Dunia Usaha Meningkat Kuartal I-2024

Sementara ini, benchmark pembangunan IKN Nusantara adalah Bhutan, negara kecil di Asia Selatan yang dikenal sebagai negara paling hijau di dunia. Negara ini kebalikan dari banyak negara yang berjuang untuk mengurangi emisi karbon mereka, karena tingkat emisi karbonnya sudah negatif.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *