in ,

3 Perusahaan Ini Permudah UMKM Buat Pelaporan ESG

3 Perusahaan Ini Permudah UMKM Buat Pelaporan ESG
FOTO: Modalku dan STACS

3 Perusahaan Ini Permudah UMKM Buat Pelaporan ESG

Pajak.com, Jakarta – Modalku, STACS, dan Indonesia Global Compact Network (IGCN) bersinergi menggelar acara ESG Gathering bertajuk Berdayakan UMKM Indonesia melalui Pelaporan ESG dan Praktik Berkelanjutan. Pada momentum tersebut tiga perusahaan ini meluncurkan ESGpedia sebagai platform yang dapat permudah usaha mikro kecil menengah (UMKM) buat pelaporan Environmental, Social, and Governance (ESG).

Founder & Managing Director STACS Benjamin Soh menuturkan, penting bagi UMKM memperdalam pemahaman mengenai ESG di tengah meningkatnya persyaratan dari regulator maupun investor terkait isu perubahan iklim dan lingkungan. Untuk itu, Modalku, STACS, dan IGCN bersinergi meluncurkan ESGpedia yang memberikan gambaran umum yang terstruktur mengenai beragam topik ESG dan secara otomatis dapat mengkonversi data operasional, seperti bahan bakar, zat pendingin, dan konsumsi listrik menjadi emisi gas rumah (EGK) berdasarkan metode ISO 14064-1 beserta Protokol GRK yang disesuaikan di Indonesia.

“Meningkatkan kesadaran ESG melalui pelaporan membantu bisnis untuk lebih peka akan isu-isu keberlanjutan yang harus ditangani. Terlepas dari banyaknya sumber daya yang tersedia bagi perusahaan besar, dukungan dan edukasi masih perlu diberikan untuk UMKM. Untuk mengatasi kesenjangan ini, STACS sebagai sebuah perusahaan solusi teknologi dan data ESG yang berkantor pusat di Singapura berkolaborasi dengan Modalku untuk mempromosikan platform ESGpedia bagi UMKM Indonesia yang ingin memulai perjalanan pelaporan ESG mereka,” jelas Benjamin Soh dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com, (5/2).

Ia memastikan, ESGpedia yang dikembangkan oleh STACS bertujuan untuk mengatasi kesenjangan data ESG di pasar ASEAN. Dengan menggunakan ESGpedia, UMKM bisa mendapatkan akses gratis ke platform digital, yang menyederhanakan berbagai standar dan kerangka kerja pelaporan ESG.

Baca Juga  Lima Tantangan Penyusunan “ESG Report”

“Khususnya di Indonesia, kami menyadari bahwa beberapa institusi atau perusahaan sudah diwajibkan oleh pemerintah untuk melakukan pelaporan metrik ESG. Menyadari hal ini dapat berdampak pada UMKM, termasuk mereka yang berada dalam ekosistem rantai pasok perusahaan besar, kami ingin mendukung perjalanan ESG UMKM Indonesia dengan menyediakan akses ke platform yang memungkinkan mereka dengan mudah melaporkan, menghitung emisi GRK, dan memperkuat data ESG mereka,” ujar Benjamin Soh.

Pada kesempatan yang sama, Sustainability and ESG Lead Grup Modalku, Annette Aprilana menambahkan, penerapan praktik berkelanjutan ke dalam bisnis tidak hanya membuka peluang untuk mendapatkan lebih banyak pendanaan, tetapi juga membantu mempertahankan daya saing bisnis.

“Di Modalku, kami ingin memastikan UMKM yang tergabung dalam ekosistem kami memiliki pengetahuan dan sumber daya yang memadai untuk terus berkembang dan mampu menjawab pertanyaan para pemangku kepentingan terkait ESG saat dibutuhkan. Kami melihat solusi yang ada di ESGpedia dapat membuat proses pelaporan untuk UMKM menjadi lebih mudah dan mengurangi hambatan menuju keberlanjutan,” ungkap Annette.

Melalui pelaporan metrik ESG, UMKM dapat membuat rencana aksi mengenai topik ESG penting apa yang perlu mereka atasi. UMKM dapat memberikan dampak positif lebih lanjut dengan menyesuaikan aktivitas bisnis mereka dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberantas kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi bumi.

Baca Juga  Mengapa UMKM Perlu Terapkan ESG? Ini Manfaatnya

“Pemerintah Indonesia juga telah mengembangkan roadmap SDGs untuk mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan. Ketika tujuan global ini diterapkan di level perusahaan, maka berbagai bisnis akan lebih sadar untuk menerapkan praktik-praktik berkelanjutan ke dalam operasi mereka, di mana peran UMKM menjadi sangat penting untuk mencapai agenda ini,” ujar Annette.

Executive Director IGCN Josephine Satyono menambahkan, UMKM juga dapat menerapkan strategi bisnis yang berkelanjutan melalui 10 Prinsip United Nations Global Compact (UNGC), antara lain bidang hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan anti-korupsi.

“Dengan menerapkan 10 prinsip UNGC ke dalam strategi, kebijakan, dan prosedur, UMKM dapat mempersiapkan bisnis mereka untuk meraih kesuksesan jangka panjang. Maka, pelaporan ESG sangat penting bagi keberlanjutan karena berfungsi sebagai katalisator dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, memitigasi risiko, menarik investasi, dan mendorong penciptaan nilai jangka panjang. Dengan dukungan finansial serta pengetahuan ESG yang tepat, UMKM akan memiliki sumber daya yang memadai untuk bersaing di pasar,” ujar Josephine.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Kepala Sekretariat Nasional SDGs Indonesia Vivi Yulaswati mengapresiasi sinergi antara Modalku, STACS, dan IGCN. Ia menekankan bahwa UMKM menempati kedudukan yang strategis dalam perekonomian nasional, seperti dalam hal memperluas lapangan kerja dengan menyerap 99 persen tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 60 persen.

“Tantangan UMKM terhadap akses ke layanan keuangan menjadi salah satu poin dari roadmap SDGs, di mana kami memproyeksikan target akses UMKM ke layanan keuangan bisa mencapai 42 persen di tahun 2030. Untuk itu, perlu tindakan kolektif dari pemerintah, pihak terkait, dan tentu UMKM untuk bisa mencapai tujuan tersebut,” ungkap Vivi.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *