in ,

Reyna Syalsabella Harahap, Keilmuan Bisnis Internasional Pertajam Analisis “Transfer Pricing”

Reyna Syalsabella Harahap
FOTO: TaxPrime

Reyna Syalsabella Harahap, Keilmuan Bisnis Internasional Pertajam Analisis “Transfer Pricing”

Pajak.com, Jakarta – Reyna Syalsabella Harahap, atau yang lebih akrab disapa Sasha, adalah seorang Transfer Pricing Dispute Advisor di TaxPrime yang memiliki latar belakang akademik di bidang Bisnis Internasional dari Universitas Brawijaya. Dengan berbekal ilmu yang ia peroleh selama studi serta training dan sertifikasi, di antaranya Advanced Professional Certificate in International Taxation (APCIT), Sasha telah menunjukkan ketajaman analisis dan kompetensi dalam menangani sengketa transfer pricing, sebuah bidang yang menuntut kemampuan analisis yang mendalam dan sikap objektif.

Sasha tidak pernah menyangka bahwa kariernya akan berlabuh di bidang konsultan pajak. Awalnya, bidang ini terasa asing baginya, namun kesempatan yang muncul dari kantor konsultan yang berada di Surabaya pada tahun 2017, telah membawanya bergabung dengan TaxPrime setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2018. Sejak saat itu, Sasha menemukan bahwa visi dan misi TaxPrime, terutama dalam menegakkan integritas dalam setiap penyelesaian sengketa perpajakan internasional, sejalan dengan prinsip-prinsip yang ia pegang teguh.

Baca Juga  Strategi Hadapi Sengketa “Transfer Pricing” Bisnis “Freight Forwarding”

“Pertama kali saya terjun di bidang transfer pricing adalah ketika bekerja di kantor konsultan pajak di Surabaya selama 10 bulan (sebelum masuk TaxPrime). Saya merasa tertarik karena bidang ini sangat relevan dengan apa yang saya pelajari di universitas. Misalnya, model bisnis yang saya pelajari membantu saya menganalisis bagaimana bisnis klien berjalan. Ilmu tentang ekspor-impor dan hukum perpajakan internasional juga memberikan landasan dalam pekerjaan saya saat ini,” kenang Sasha saat berbincang dengan Pajak.com di Menara Caraka, Jakarta, (6/9).

Ketertarikan Sasha pada bidang transfer pricing bukan hanya karena relevansinya dengan latar belakang pendidikan, tetapi juga karena ia melihat bidang ini sebagai sesuatu yang niche dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Keputusan untuk tidak mengejar karier di perusahaan multinasional, melainkan fokus pada bidang ini, adalah langkah yang tepat menurutnya.

“Menjadi konsultan pajak adalah suatu kebetulan yang ternyata saya dapat tekuni. Di TaxPrime, saya menemukan bahwa divisi dispute memiliki keunikan tersendiri. Saya senang bisa membela klien seperti seorang pengacara. Ini memberikan kepuasan tersendiri bagi saya, terutama karena keilmuan yang saya miliki dapat bermanfaat dalam analisis sengketa transfer pricing,” ujar Sasha.

Baca Juga  Aditya Wicaksono: Ekuilibrium Kompetensi dan “Soft Skill” dalam Menangkan Sengketa Kepabeanan

Sasha menjelaskan bahwa ilmu bisnis internasional sangat berkaitan dengan transfer pricing, karena perusahaan global sering bertransaksi dengan pihak afiliasi di berbagai negara. Praktik ini lazim dilakukan untuk memperluas ekspansi bisnis, terutama di negara-negara dengan biaya produksi dan tenaga kerja yang lebih rendah seperti Indonesia, Vietnam, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Namun, tantangannya juga besar, terutama terkait dengan regulasi dan infrastruktur yang sering kali kompleks dan berbeda antar negara.

“Indonesia, misalnya, memiliki banyak potensi tetapi juga tantangannya besar. Mulai dari masalah transportasi hingga regulasi pajak yang sering kali diinterpretasikan berbeda oleh berbagai pihak. Hal ini dapat menimbulkan potensi sengketa transfer pricing yang cukup signifikan,” ungkapnya.

Baca Juga  Eks Dirjen Pajak Minta Implementasi “Core Tax” dapat Persempit “Tax Gap”

Dalam menghadapi sengketa pajak di bidang transfer pricing, Sasha menekankan pentingnya analisis yang tajam dan eksploratif,  pemahaman akan peraturan perpajakan, kemampuan komunikasi yang baik, serta pemahaman mendalam tentang proses bisnis perusahaan. Semua ini menjadi kunci dalam upaya penyelesaian sengketa transfer pricing. 

“Profesionalisme dan tanggung jawab adalah nilai-nilai yang saya pegang teguh. Analisis yang kita berikan menyangkut keberlangsungan perusahaan klien, sehingga kita harus dapat memposisikan diri, membangun kepercayaan, dan bekerja sama dengan baik. Objektivitas dan kemampuan memisahkan masalah pribadi dari profesional juga sangat penting untuk memastikan pekerjaan kita bernilai dan efektif,” jelas Sasha.

Untuk memperkuat kapabilitasnya di bidang perpajakan internasional, Sasha berencana memperluas pengetahuannya dengan mempelajari ilmu merger and acquisition. Menurutnya, semakin banyak perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi sebagai strategi bisnis, menjadikan bidang ini semakin relevan untuk dipelajari dan dikuasai.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *