in ,

Sektor Penopang Penerimaan Pajak Februari 2023

Sektor Penopang Penerimaan Pajak
FOTO: Aprilia Hariani

Sektor Penopang Penerimaan Pajak Februari 2023

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, ada tujuh sektor utama penopang penerimaan pajak Rp 279,98 triliun hingga akhir Februari 2023, yaitu industri pengolahan (manufaktur), perdagangan, jasa keuangan, pertambangan, jasa konstruksi dan real estat, transportasi dan pergudangan, serta jasa perusahaan.

Pertama, industri pengolahan tumbuh dengan kontribusi terbesar, yaitu 30,4 persen terhadap penerimaan pajak. Capaian ini tumbuh kuat, yaitu sebesar 42,7 persen. Bila dibandingkan Februari 2022, pertumbuhan industri pengolahan memiliki pertumbuhan 38,4 persen.

“Sektor industri pengolahan tumbuh dengan kontribusi terbesar dari kendaraan bermotor dan pengilangan minyak bumi. Pertumbuhan industri pengolahan ini sangat kuat, meskipun kalau kita lihat dari kinerja per periode yang perlu kita waspadai, pada Januari 2023 tumbuhnya 65,1 persen, Februari hanya 18,9 persen. Kita lihat sudah menurun dan harus kita lihat tren ke depan, bertumbuh atau ada koreksi,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta), di Kemenkeu, (14/3).

Baca Juga  MK Gelar Uji Materiil Pajak Hiburan yang Diajukan Pengusaha Karaoke

Kedua, sektor perdagangan berkontribusi sebesar 23,6 persen terhadap penerimaan pajak. Pertumbuhan sektor ini mencapai 24,5 persen. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan sektor perdagangan didorong oleh perdagangan mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya.

“Kalau kita lihat Januari (2023) tumbuh 33,3 persen, Februari tumbuhnya 14,8 persen. Jadi, sektor perdagangan juga mengalami koreksi yang mulai menurun,” urainya.

Ketiga, sektor jasa keuangan dan asuransi berkontribusi sebesar 11,1 persen terhadap penerimaan pajak. Pertumbuhan sektor ini melesat mencapai 41,5 persen. Dibandingkan tahun 2022 pada periode yang sama, sektor jasa keuangan hanya tumbuh 13,4 persen.

“Kita melihat sektor jasa keuangan dan asuransi ini tumbuh kuat, didorong oleh peningkatan suku bunga dan penyaluran kredit perbankan,” kata Sri Mulyani.

Keempat, sektor pertambangan berkontribusi sebesar 7,5 persen dengan pertumbuhan 51,8 persen. Kendati demikian, pertumbuhan sektor ini mengalami penurunan. Di tahun 2022 periode yang sama, pertumbuhan sektor pertambangan mencapai 191,5 persen.

Baca Juga  KPP Madya Kota Bekasi Beri Penghargaan ke Wajib Pajak dan “Stakeholder”

“Memang mengalami penurunan seiring dengan penurunan harga komoditas. Namun, sektor pertambangan masih berkinerja baik karena masih terjaga harga komoditasnya pada level yang tinggi, terutama batu bara,” ujar Sri Mulyani.

Kelima, sektor jasa konstruksi dan real estat yang berkontribusi sebesar 5,2 persen dan memiliki pertumbuhan 37,5 persen. Sri Mulyani mengungkapkan, pertumbuhan pada sektor ini didorong oleh meningkatnya aktivitas konstruksi dan menurunnya restitusi.

“Sektor bagus, karena kegiatan sektor konstruksi dan real estat mempunyai multiplier effect paling besar dari sisi penciptaan lapangan kerja, jadi kita menyambut baik, mulai tumbuhnya kegiatan-kegiatan di sektor ini,” kata Sri Mulyani.

Keenam, sektor transportasi dan pergudangan yang berkontribusi sebesar 4,7 persen dan tumbuh melesat 60,5 persen. Bila dibandingkan tahun 2022 periode yang sama, sektor ini hanya tumbuh 2,8 persen.

“Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh paling impresif seiring peningkatan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) perusahaan angkutan air,” ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga  Langkah-Langkah Membuat File CSV Pajak

Ketujuh, sektor jasa perusahaan yang berkontribusi 3,8 persen atau tumbuh 54 persen. Sektor ini juga mengalami pertumbuhan yang sinifikan dibandingkan tahun lalu sebesar 14,4 persen.

“Sementara sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan kita lihat di sini adalah sektor informasi dan komunikasi. Sektor ini memiliki kinerja 5,2 persen, dibandingkan tahun sebelumnya bertumbuh 70,1 persen. Namun, sektor informasi dan teknologi masih memiliki kontribusi positif, yakni 3,3 persen,” tambah Sri Mulyani.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *