Sri Mulyani memastikan, otoritas fiskal akan terus mengejar target penerimaan negara. Strategi yang dilakukan meresmikan reorganisasi dan unit kerja baru. Salah satunya menambah 18 KPP Madya baru sebagai upaya menggenjot penerimaan pajak dari Wajib Pajak (WP) strategis.
“Dengan tambahan 18 menjadi (berkontribusi) 33,79 persen. Artinya, kinerja dari KPP Madya akan sangat menentukan dari kinerja keseluruhan penerimaan pajak kita,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga melaporkan, penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai mencapai Rp 78,7 triliun atau 36,6 persen dari target APBN 2021. Angka itu mengalami peningkatan sebesar 36,5 persen. Pertumbuhan tertinggi diperoleh dari penerimaan cukai yang tercatat naik 32,8 persen. Capaian didorong oleh pertumbuhan cukai hasil tembakau (CHT).
“Produksi rokok menurun tapi setorannya cukup baik, ini berarti policy kita kemarin sesuai dengan yang diharapkan. Sementara, bea keluar tercatat tumbuh hingga 658,9 persen, yang didorong oleh kinerja ekspor, terutama pada komoditas tembaga, serta tingginya harga produk kelapa sawit,” kata Sri Mulyani
Comments