Pajak.com, India – Pemerintah India memperketat ekspor minyak dan impor emas sebagai upaya maksimal untuk menyelamatkan stabilitas nilai mata uang rupee yang semakin melemah dan menyentuh rekor baru, pada Jumat waktu setempat (2/7). Mereka menaikkan pajak impor atas emas, seraya meningkatkan pungutan atas ekspor bensin dan solar karena berusaha mengendalikan defisit mata uang yang melebar dengan cepat.
Pemerintah India menaikkan bea masuk emas menjadi 12,5 persen dari 7,5 persen. Di sisi lain, India telah memberlakukan Windfall Tax pada produsen dan penyuling minyak yang telah mendorong ekspor produk, untuk mendapatkan keuntungan dari margin luar negeri yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan karena pemerintah berupaya meningkatkan pasokan bahan bakar lokal untuk memenuhi permintaan yang meningkat, sekaligus menaikkan pendapatan federal.
Kebijakan pajak yang baru ini bersamaan dengan pembatasan ekspor akan mengekang aktivitas ekspor bahan bakar yang dilakukan oleh penyulingan Reliance Industries dan Nayara Energy, yang sebagian dimiliki oleh Rosneft Rusia. Sontak, pajak yang lebih tinggi atas ekspor bensin dan solar ini membuat saham Reliance Industries Ltd. turun sebanyak 8,7 persen.
“Saat ini, tantangan berasal dari sumber yang sama, yaitu harga komoditas yang lebih tinggi. India tidak dapat menemukan pasokan di darat atau kami tidak akan dapat mengurangi konsumsi minyak. Itu membuat seluruh situasi jauh lebih tidak terduga baik dalam hal bagaimana ini terjadi dan berapa lama ini berlanjut,” kata ekonom senior Barclays Bank PlcRahul Bajoira, dikutip Pajak.com, Sabtu (2/7).
Untuk pasar bahan bakar yang lebih luas, langkah India untuk mengenakan pajak ekspor minyak bumi dapat semakin memperketat pasokan bahan bakar. Namun, itu belum cukup mengendalikan nilai mata uang rupee yang terus merosot.
Comments