in ,

India Naikkan Pajak Emas dan Bahan Bakar Demi Stabilitas

Di sisi lain, mata uang rupee yang terlihat babak belur ini sekaligus memperlihatkan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi, karena inflasi meningkat dan keuangan eksternal memburuk. Bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI) pun telah berjuang untuk memperlambat penurunan mata uang.

Pasalnya, depresiasi rupee yang tidak terkendali akan memperburuk tekanan harga, dan dapat memacu lebih banyak kenaikan suku bunga yang membebani pertumbuhan ekonomi di negara yang punya julukan Anak Benua ini.

“Tantangan jangka pendek terbesar bagi pembuat kebijakan adalah untuk menahan ekspektasi inflasi. Tekanan inflasi tidak akan mereda tanpa respons fiskal yang memadai seiring dengan pengetatan moneter,” kata Kepala Ekonom Kotak Mahindra Bank Upasna Bhardwaj.

Baca Juga  Kurs Pajak 27 Maret – 2 April 2024

Menurut survei Bloomberg pada akhir Juni lalu, merosotnya penerimaan negara India dalam neraca berjalan saat ini, diperkirakan akan melebarkan defisit hingga 2,9 persen dari produk domestik bruto pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret. Nilai itu hampir dua kali lipat dari yang terlihat pada tahun sebelumnya.

Sementara RBI telah berusaha untuk memuluskan penurunan mata uang, bank telah melaporkan kekurangan cadangan dollar AS karena semua orang mulai dari investor hingga perusahaan bergegas untuk menukar rupee. Mata uang rupee pun tercatat telah merosot hingga 6 persen tahun ini terhadap dollar AS, karena kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve atau The Fed (bank sentral AS) menyebabkan penarikan modal dari pasar negara berkembang.

Baca Juga  Wali Kota Balikpapan: Jangan Lupa Lapor SPT dan Padankan NIK - NPWP

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *