Pajak.com, India – Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengumumkan pemangkasan cukai alias pajak bahan bakar meliputi bensin sebesar 8 rupee atau sekitar Rp 1.510 per liter, dan 6 rupee atau setara dengan Rp 1.133 per liter untuk solar. India pangkas pajak bahan bakar untuk tekan inflasi, insentif ini dilakukan pemerintah India sebagai salah satu dari serangkaian perubahan struktur pajak yang dikenakan pada komoditas penting, untuk milindungi konsumen dari kenaikan harga di tengah inflasi yang tinggi.
“Rezim pajak baru untuk bensin dan solar dapat mengakibatkan pemerintah kehilangan sekitar 1 triliun rupee (sekitar Rp 188,83 triliun) dalam pendapatan tahunan karena pengumpulan yang lebih rendah,” kata Sitharaman dalam serangkaian cuitannya di Twitter.
Asal tahu saja, di New Delhi satu liter bensin saat ini seharga 105,41 rupee (Rp 19.905), sedangkan satu liter solar seharga 96,67 rupee (Rp 18.254).
Ia menyebut, pemerintah juga menghapus bea masuk untuk antrasit (batu bara yang mengalami metamorfosis menjadi arang batu keras berkilat), batu bara PCI, dan batu bara kokas (arang), sebagai upaya untuk mengurangi biaya bahan baku bagi permintaan pasar lokal.
Sitharaman memastikan, langkah-langkah terbaru efektif berlaku sejak 22 Mei 2022, sekaligus mendesak pemerintah negara bagian untuk mengikuti kebijakan pengurangan serupa pada harga bahan bakar yang sejalan dengan rencana federal.
“Pemerintah juga akan memberikan subsidi baru sebesar 200 rupee per tabung gas untuk memasak kepada lebih dari 90 juta penerima manfaat, di bawah skema kesejahteraan yang diperkenalkan bagi perempuan di bawah garis kemiskinan,” ucapnya.
Ia menambahkan, subsidi akan memiliki implikasi kepada pendapatan tahunan hampir 61 miliar rupee (Rp 1,151 triliun).
“Perdana Menteri Narendra Modi secara khusus telah meminta semua perangkat pemerintah untuk bekerja dengan kepekaan dan memberikan bantuan kepada rakyat jelata,” tegasnya.
Sitharaman mengklaim, pemerintah juga berupaya mengurangi pajak bahan baku produk plastik untuk menurunkan biaya produk akhir. Para ahli setempat mengatakan, langkah terbaru kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran fiskal dan meningkatkan keraguan tentang pemerintah memenuhi target defisit 6,4 persen dari PDB untuk 2022-2023.
Untuk diketahui, inflasi telah menjadi masalah besar bagi pemerintah Modi menjelang pemilihan di beberapa majelis negara bagian India tahun ini. Lonjakan tajam dalam inflasi berarti biaya input meningkat untuk bisnis, kenaikan tersebut juga mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan yang tidak dijadwalkan bulan ini.
“Keputusan hari ini, terutama yang berkaitan dengan penurunan harga bensin dan solar yang signifikan, akan berdampak positif di berbagai sektor, serta memberikan kelegaan kepada warga kami,” tulis Modi di Twitter baru-baru ini.
Comments