Menurutnya, pandemi COVID-19 telah banyak memberikan pelajaran berharga bagi negara di dunia termasuk Indonesia. Sebab, ketika pandemi menghantam dunia banyak negara yang melakukan restriksi ekspor obat, vaksin dan alat kesehatan.
“Kondisi tersebut menyulitkan Indonesia ketika itu dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama saat India dilanda COVID-19 varian Delta dan Tiongkok melaksanakan vaksinasi secara masif. Kita sulit mendapatkan suplai vaksin, meskipun sudah ada perjanjian penjadwalan pengirimannya, misalnya dari India waktu itu,” ungkap Luhut.
Oleh sebab itu, Indonesia harus membangun industri di dalam negeri untuk sektor kesehatan. Indonesia disebutnya tidak bisa hanya mengandalkan suplai dari luar negeri. Dengan demikian, jika ke depan pandemi terjadi lagi, maka tidak ada masalah dari sisi kefarmasian.
“Kita tidak keteteran seperti yang kemarin dan pemerintah siap menjadi uptaker dari produksi di dalam negeri melalui program pengadaan. Produksi dalam negeri akan menjadi prioritas dan ini saya lihat berlaku di banyak negeri di dunia, mereka memprioritaskan produksi dalam negerinya,” kata Luhut.
Ia menambahkan Indonesia tidak boleh ketinggalan atau kecolongan lagi untuk membenahi sektor farmasi, umumnya dunia kesehatan.
“Sudah cukup Indonesia merasakan kesulitan yang dialami saat pandemi COVID-19. Presiden Joko Widodo pun sudah memerintahkan dirinya bersama menteri kesehatan untuk sama-sama melakukan dan membawa industri obat-obat ke dalam negeri. Saya Ketua TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), saya mendorong ini dan kita buat aturan yang melindungi upaya dan usaha-usaha kita ini,” tegas Luhut.
Comments