in ,

Bea Cukai Bantu 745 UMKM untuk Ekspor

Bea Cukai Bantu 745 UMKM
FOTO: IST

Bea Cukai Bantu 745 UMKM untuk Ekspor

Pajak.com, Jakarta – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)/Bea Cukai membantu para pelaku usaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk melakukan ekspor. Bentuk dukungan dilakukan melalui empat program utama, meliputi Klinik Ekspor, Interfirm Linkage, Solusi Logistik, dan Pemanfaatan Balai Laboratorium Bea Cukai. Terdapat 3.803 UMKM yang dibina, Bea Cukai bantu 745 UMKM lainnya melakukan ekspor.

“Dari 3.803 UMKM yang dibina, sebanyak 3.058 diantaranya merupakan UMKM yang belum melakukan ekspor atau sedang dalam tahap pengenalan terhadap ekspor, sementara 745 UMKM lainnya telah melakukan ekspor. UMKM yang telah melakukan ekspor terdiri atas 609 ekspor mandiri, 81 ekspor tidak langsung, dan 55 ekspor melalui pihak ketiga. UMKM yang banyak kami bina adalah kerajinan dan furnitur, pertanian dan perkebunan, hasil garmen, serta kelautan dan perikanan,” ungkap Direktur Fasilitas Kepabeanan Bea Cukai Padmoyo Tri Wikanto dalam acara Media Briefing di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), (20/6).

Baca Juga  Cara Mudah Lacak Barang Kiriman Melalui Bea Cukai

Ia memerinci, empat program Bea Cukai untuk membantu UMKM, yaitu pertama, program Klinik Ekspor, yakni pemberian edukasi, literasi, asistensi, dan koordinasi oleh Bea Cukai kepada UMKM, baik yang sudah ekspor maupun usaha yang baru akan memulai ekspor.

“Kami ada business matching, membuka peluang pasar. Kami ngobrol dengan pembeli dan UMKM, langsung difasilitasi,” kata Padmoyo.

Kedua, program Interfirm Linkage dilakukan melalui peningkatan kemitraan berbasis keterkaitan usaha antara UMKM dengan perusahaan berorientasi ekspor, yaitu perusahaan di kawasan berikat dengan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sebagai bagian rantai pasok. Dengan demikian, mencapai mutual relationship (kemitraan yang berkelanjutan).

“Interfirm Linkage ini merupakan ekspor tidak langsung, kami menjembatani perusahaan-perusahaan yang besar-besar yang ada di kawasan industri dan kawasan berikat,” tambah Padmoyo.

Baca Juga  Pemkot Lhokseumawe dan PLN Optimalkan Pajak atas Tenaga Listrik

Ketiga, program Solusi Logistik. Ia mengatakan, saat ini Kemenkeu sudah memiliki program National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai salah satu solusi untuk membantu UMKM dalam menekan biaya logistik.

“Solusi logistik kita punya value chains, karena logistik ini kan sesuatu yang kedengarannya ekonomi berbiaya tinggi dan transportasi mahal. Nah, mungkin daerah (bagian) timur sana dengan tol lautnya, supaya bagaimana produk-produk dari Indonesia timur bisa bersaing, sehingga bisa melakukan ekspornya dengan murah. Dengan begitu, harga barangnya masih bisa kompetitif kalau diekspor. Ini jadi salah satu solusi logistik kita, bisa tekan itu (biaya logistik),” ungkap Padmoyo.

Keempat, program Pemanfaatan Balai Laboratorium Bea Cukai digunakan untuk melakukan pemeriksaan secara barang, seperti kualitas bahan, cemaran logam, komposisi bahan, dan lain-lain.

Baca Juga  Kanwil DJP Jaktim Kenalkan Proses Bisnis “Core Tax” ke IKPI

“Kita punya balai laboratorium kita manfaatkan untuk uji produk, seperti produk makanan, produk minuman, produk-produk metal dan kandungannya. Ini sudah ada di beberapa daerah, seperti Medan, Jakarta, dan Surabaya. Kita juga punya satuan pelayanan (satpel) di seluruh Indonesia untuk balai laboratorium untuk membantu UMKM,” ujar Padmoyo.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

194 Points
Upvote Downvote

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *